Jumat, 18 Juli 2014

P A U S, Santo Petrus Yang Masih Hidup Di Gereja Katolik Saat Ini.


Kepala Gereja Katolik di dunia dipanggil dengan sebutan Paus (dari bahasa Yunani pappas, atau bahasa Italia papa, panggilan akrab seorang anak kecil terhadap ayahnya) karena otoritasnya yang superior dan karena dilaksanakan dengan cara yang paternal, mengikuti teladan Yesus Kristus.


Paus Pertama

Dan Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Matius 16:18-19)

Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik beliau adalah Bishop of Rome, Wakil Kristus didunia ini. Paus adalah pengganti St. Petrus. kita percaya bahwa Gereja harus bertahan sampai akhir jaman dan untuk bertahan sampai akhir jaman Gereja butuh seorang pemimpin oleh karena itulah Yesus mengangkat Petrus sebagai kepala Para Rasul. Gereja Katolik mengimani Para Paus sebagai pengganti St. Petrus dengan suksesi apostolik.

Dalam Perjanjian Baru Petrus diangkat sebagai dasar yang kokoh bagi Gereja Kristus "Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Ku-dirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18)Yesus menjamin Gereja-Nya yang dibangun diatas Batu Karang (=Petrus) tidak akan sesat "alam maut tidak akan menguasainya" .

Banyak saudara kita dari Protestan mengatakan bahwa Matius 16:18 dalam bahasa Yunani dikatakan "engkau adalah Petrus (Yun: Petros) dan diatas batu karang (Yun: Petra) ini kudirikan jemaatku..." mereka mengatakan bahwa "Petros" (batu karang kecil) dan "Petra" (batu karang besar/bongkahan) itu mengacu pada hal yang berbeda.

Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa Yesus berbicara menggunakan bahasa Aram. Dalam bahasa Aram nama Simon Petrus adalah Kefas (kepha) lihatlah pada Yoh 1:42. kata "Kepha"  bila diterjemahkan ke Yunani sebenarnya adalah "Petra". Tetapi dalam bahasa Yunani dikenal kata benda betina (Feminime Noun), kata "Petra" adalah Feminim noun dan bila digunakan untuk menyebut Simon Petrus maka agak janggal (tidak mungkin laki-laki dipanggil dengan nama perempuan) oleh karena itu penterjemah menggunakan kata "Petros". Klaim ini tidak hanya dibuat Teolog Katolik tetapi juga Protestan dan Ortodoks:
  1. Prof William Hendriksen Th.D. Reformed Protestant Scholar, dalam New Testament Commentary: Exposition of Gospel According to Matthew, hal 647: "The meaning is, 'You are Peter, that is Rock, and upon this rock, that is, on you, Peter, I will build my church.' Our Lord speaking aramaic probably said, 'And I say to you, you are Kepha, and on this Kepha I will built my church.' Jesus, then, is promising Peter that he going to build his Church oh Him! I accept this view."
  2. Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Kontemporer (David P. Purnomo) dari CD-ROM SABDA: "walaupun "petros" boleh diterjemahkan sebagai "batu" atau "batu karang" yang tersendiri dengan pengertian bahwa batu karang tersebut adalah "kecil", sedangkan "petra" adalah "batu karang yang besar" atau yang masih terbentuk "gunung", tetapi kedua kata tersebut berasal dari akar kata yang sama. Kedua kata ini di dalam bahasa Arami juga mempunyai terjemahan yang sama, yaitu "Kepha" (di dalam bahasa Indonesia: Kefas, Yoh 1:42). Maka di dalam bahasa Arami istilah "Kepha" akan muncul dua kali dalam ayat tersebut.Dalam bahasa Yunani, "petra" adalah kata benda yang berbentuk betina, maka tidak sesuai sebagai nama yang diberikan untuk Simon, sehingga harus memakai "petros" yang berbentuk jantan untuk menyebut Simon.Menurut susunan kalimat dalam ayat tersebut antara "petros" dan "petra" terdapat kata penghubung "kai" (dan). Ini menunjukkan bahwa "Petros" dan "Petra" mempunyai hubungan erat, bukannya yang satu menunjukkan Petrus dan yang lain menunjukkan Kristus atau pengakuan iman Petrus.Seandainya yang dimaksud "batu karang ini" adalah Kristus, maka perkataan "Engkau adalah Petrus", sama sekali tidak ada arti. Dalam bahasa Yunani, biasanya kata pengganti "ini" (outos) berkaitan dengan kata precedent yang terdekat. Dalam  Matius 16:18, "Petros" (Petrus) adalah precedent yang terdekat dengan "Batu karang ini." Dengan lain kata, "batu karang" yang dimaksud oleh Tuhan adalah Petrus."
  3. John Meyendorf, Teolog Orthodoks dalam Primacy of Peter, Hal 14: "He (Peter) has received the messianic title of the 'Rock', a title which ini biblical languange belongs to the Messiah himselft." , Hal 28: "This negative statment (concerning Peter's power) However, does not sufficiently explain all that the Bible means by the messianic image of the Petra or the Rock, an image which Christ applies to Peter alone.
  4. Veselin Kesich, Professor Emeritus di St. Vladimir Seminary, dikutip dalam buku Primacy of Peter hal 47-48: " 'You are Peter (Petros) and on this rock (Petra) I Will build my church (mouten ekklesian).' These words are spoken in aramaic, in which Cephas stands both for Petros and Petra
  5. Raymond E. Brown, Lutheran, dalam buku Peter in the New Testament, hal 92: "on that level, precisely because of  the aramaic, identity of Kepha, there can be no doub that the rock on which the church was to be built was peter.
  6. dan sumber-sumber lain misalnya dari Gerhard Maier (Teolog Lutheran) dalam buku Biblical Interpretation and Church Text and Context (Terjemahan oleh HP Dressler) halaman 60; DA Carson, Professor of New Testament, Babtist Protestant dalam The Expositor's Bible Commentary; dll

"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:19) bila kita perhatikan baik-baik "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga" mirip sekali dengan Yesaya 22:22 "Kunci rumah Daud...apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup....." yang perannya juga mirip dengan "Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga"

Jadi Kristus memberikan kunci ini kepada Petrus dari hal ini jelaslah Petrus memiliki wewenang yang lebih (apalagi diberikan kunci yang seperti itu). Petruspun didoakan secara khusus supaya imannya jangan gugur dan bila sudah insaf harus menguatkan saudara-saudaranya (Luk 22:32) ini jelas sekali mengapa Yesus tidak turut mendoakan murid yang lain hanya Petrus sendiri disini jelaslah bahwa Petrus mempunyai Peran yang besar diantara para rasul yang lain. pada perikop Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias (21:1-14) disana jelas Yesus berkata "...Gembalakanlah domba-dombaku" kata-kata ini ditujukan kepada Petrus ini pula yang menunjukkan Peranan Petrus yang khusus.

Peran peran Petrus antara lain: dalam kisah 4:1-13 Petrus berbicara dengan lantang (ayat 8) saat berada di mahkamah agama, sebelum pentakosta Petrus memimpin rapat penggantian Yudas (kis 1:15-26), Petrus berkotbah saat pantekosta didampingi 11 rasul yang lain (kis 2:14-36), dll. Petrus juga memainkan peranan dalam Konsili Yerusalem (kis 15:1-21) ini terlihat setelah Petrus berbicara panjang lebar maka setelah bicara semua yang lain diam (kis 15:12) baru sesudah itu Paulus & Barnabas yang bicara setelah mereka berbicara semuanya tidak terdiam seperti saat Petrus yang berbicara dan sesudah berbicara sehingga Yakobus harus berkata "saudara-saudara dengarkan aku" (kis 15:13) ini menunjukkan bahwa sejak awal mula Petrus berwibawa dan pasti memiliki wewenang yang lebih diatara rasul-rasul yang lain dan Yakobus bukanlah pemimpin sidang itu melainkan sebagai Juru bicara sejak awal mula justru Petruslah yang tampil sebagai pemimpin (mis: dalam kis 1:13-26;2:14;2:41;3:6-7;5:1-11;8:21,dll).


Apakah Jabatan dan Kedudukan Petrus diwariskan?

Semua Bapa Gereja mengatakan "Ya" seperti misalnya ungkapan dari St. Irenaeus:
"But Since it would be too long to enumerate in such a small volume as this the succession of all the churches, we shall confound all those who, in whatever manner, whether through self-satisfaction or vainglory, or through blindness and wicked opinion, assemble other than where it is proper, by pointing out here the successions of the bishop of the greatest and most ancient Church know all, Founded and organized at Rome by two most glorious, Peter and Paul, That Church which has the tradition and the faith which comes down to us after having been announced to men by apostle. For with this Church, because of its superior origin, all the Churches must agree, that is, all the faithful in the whole world; and it is in her that the faithful everywhere have maintained the Apostolic tradition" (3, 3, 2; Jurgens, p.90,#210). 

Secara logika kita dapat melihat bahwa Gereja mula-mula tidak menolak hal ini. Kita lihat Rasul terakhir St. Yohanes (wafat sekitar tahun 100) tidak menolak camput tangan Paus St. Clement (Paus ke IV dalam Gereja Katolik) pada Keuskupan di Korintus. Andaikata paham KePausan salah atau tidak sesuai dengan Alkitab dan Tradisi Apostolik, tentu saja paham ini ditolak oleh Gereja. Apalagi pada masa Paus Clement (th 88-97) dimana pada saat itu sudah dikenal paham KePausan, dan pada masa itu pula masih hidup murid-murid hasil didikan Para Rasul Yesus, jadi jika KePausan salah sudah tentu terjadi penolakan.

Tetapi sejarah gereja menyatakan tidak ada penolakan, bahkan lembaga kePausan ini juga turut ambil bagian dalam penentuan Kanon Kitab Suci . Penolakan terhadap lembaga KePausan baru ada sekitar tahun 1054 karena sebelumnya antara Gereja Barat (Romawi) dan Gereja Timur (Konstantinopel) terjadi perselisihan yang faktor utamanya adalah karena faktor politik yang disebabkan perpindahan Ibukota kerajaan Romawi dari Roma ke Konstantinopel. Reformasi Protestan juga menolak KePausan.

Bila kita mencoba melihat dalam Kitab Suci , jelas bahwa jabatan Petrus dan para rasul yang lain harus diwariskan. Mengapa? karena Gereja harus bertahan sepanjang masa (Mat 28:20) untuk mewartakan kabar baik (Mat 28:16-20). Kita tahu bahwa para rasul tidak mungkin dapat bertahan selamanya (karena mereka manusia) tetapi Gereja harus bertahan, oleh karena itulah jabatan Petrus dan para rasul diteruskan kepada pengganti mereka yaitu Paus, Uskup dan para Imam. Kita juga mengetahui bahwa Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Petrus sebagai kepala para rasul. Yesus pernah menekankan pentingnya Pondasi (Mat 7:24-27) dan kita tahu bahwa Gereja dibangun dengan dasar yang teguh (Mat 16:18) oleh karena itu, secara logika, jelas bahwa Jabatan Petrus dan para rasul harus diwariskan, karena Pondasi itu harus tetap mendasari Gereja, agar Gereja tetap kokoh berdiri. Contoh nyata dari kekokohan pndasi ini adalah bertahannya Gereja Katolik selama hampir 2000 tahun, walaupun selama perjalanan hidupnya Gereja Katolik mengalami penganiayaan, kejayaan, perpecahan, dll. Tetapi kita lihat Perlindungan Roh Kudus kepada Gereja, sehingga Gereja tetap ada sampai sekarang.

Paus Yohanes Paulus IIAdik-adik kita dari gereja Protestan mengatakan bahwa Petrus tidak infalibel buktinya dalam Galatia 2:11-14 dimana Petrus ditegor paulus karena munafik. dalam sejarah ada Paus yang ditegur misalnya oleh St.Katerin dari sienna dan seorang kardinal yang meminta Paus Yohanes Paulus II mundur, dll.

Maksud Infalibel disini bukan berarti setiap statment Paus itu benar apalagi menyangkut IPTEK, kedokteran,dll. Infalibilitas disini berarti ajarannya (Paus)  tidak dapat sesat (infallibilitas) khususnya yang berkaitan dengan iman dan kesusilaan, sesuai dengan apa yang ditegaskan dalam Lumen Gentium 25, Karena Kristus sendiri menjamin: "Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Ku-dirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Mat 16:18) "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:19). ada 3 syarat yang harus dipenuhi agar Ajaran Paus dipandang tidak dapat sesat yaitu:


Ajaran itu harus mengenai Iman & Kesusilaan.
  1. Ia harus mengajar sebagai kepala Gereja universal. ia berbicara secara Ex-Cathedra
  2. Paus harus secara jelas bermaksud mengikat gereja sepenuhnya
  3. Jika ketiga persyaratan itu tidak terpenuhi maka hukum gereja menyatakan bahwa ajaran itu tidak dapat dipandang sebagai "Tidak dapat sesat" (Kanon 749.3)
Secara teologis "Tidak dapat sesat" pertama-tama diberikan kepada Gereja (karena gereja dalah Pondasi kebenaran "...jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran (1 tim 3:15); bdk Matius 18:15-20) lalu kepada Paus sebagai kepala Gereja.


Lalu bagaimana akhir dari hidup Petrus?
Menurut tradisi kuno Petrus meninggal sebagai martir di kota Roma bersama Paulus. 

Apa benar Petrus ada di Roma?
1 Petrus 5:13 mengatakan "Salam kepada kamu sekalian dari kawanmu yang terpilih yang di Babilon, ....." kawanmu merujuk pada Petrus sedangkan Babilon adalah nama lain dari kota Roma.


Bagaimana Peran Paus (Uskup Roma) pada masa awal kekristenan?

Peran Uskup Roma antara lain:
  1.  Pada tahun 80 Masehi, Paus Clement I menulis surat kepada umat di Korintus mengenai pertikaian disana dan memerintahkan mereka untuk mengembalikan keuskupan kepada uskup yang sah. Nah ada hal-hal menarik untuk diungkapkan disini. Pertama, Korintus adalah keuskupan yang tersendiri, bukan bagian dari keuskupan Roma, malahan letaknya jauh dari Roma. Kedua, pada masa itu Rasul Yohanes masih hidup (beliau meninggal sekitar tahun 100 AD) dan bahkan tinggal di Efesus yang jauh lebih dekat ke Korintus daripada Roma (lihat peta Alkitab). Adalah suatu hal yang aneh bin ajaib bahkan luar biasa bahwa otoritas Gereja di Korintus minta bantuan pada Uskup Roma dan bukannya pada Rasul Yohanes yang pernah jalan-jalan disamping Yesus sendiri!. Pope Clement I: "Owing to the sudden and repeated calamities and misfortunes which have befallen us, we must acknowledge that we have been some what tardy inturning our attention to the matters in dispute among you, beloved, and especially that abominable and unholy sedition, alien and foreign to the elect of God, which a few rash and self-willed persons have inflamed." "Accept ourcounsel and you will have nothing to regret.. . ... If anyone disobey the things which have been said by him [God] through us [i.e., that you mustreinstate your leaders], let them know that they will involve themselves in transgression and in no small danger." "You will afford us joy andgladness if being obedient to the things which we have written through the Holy Spirit, you will root out the wicked passion of jealousy" (Letter to the Corinthians 1:1, 58:2-59:1, 63:2 [A.D. 80]).
  2. Paus Damasus atas dorongan Konsili Roma pada tahun 382 mengeluarkan dekrit yang berisi daftar 73 kitab-kitab dalam Alkitab
  3. Paus Innocentius I (401-417) pada tahun 405 menyetujui ke-73 kitab-kitab tersebut dan MENUTUP KANONISASI ALKITAB setelah sebelumnya Konsili Hippo pada tahun 393 menyetujui kanonisasi Alkitab yang terdiri dari 73 buku.Konsili Kartago pada tahun 397 kembali menguatkan keputusan konsili sebelumnya dengan menyetujui kanonisasi 73 kitab-kitab tersebut.
  4. dll.

Berikut ini kesaksian dari St. Irenaeustentang KePausan:
Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja (Katolik di Roma), menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat sebagai uskup. Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul, dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para Rasul.

...Setelah Clement, Evaristus menggantikan, dan Alexander menggantikan Evaristus. Lalu, yang keenam setelah Rasul, Sixtus diangkat, setelahnya Telesphorus, yang juga menjadi martir dengan mulia. Lalu Hyginus, dan setelahnya, Pius, dan setelahnya Anicetus. Soter menggantikan Anicetus, dan sekarang, di tempat kedua-belas setelah Rasul, kedudukan uskup jatuh kepada Eleutherus. Dalam urutan ini, dan melalui ajaran para Rasul yang diteruskan dalam Gereja, kotbah kebenaran telah sampai kepada kita. (Santo Irenaeus, uskup Lyons, Perancis. Lahir tahun 140 - wafat tahun 202. Salah satu Bapa Gereja.)


Suksesi Apostolik

Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja (Katolik di Roma), menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat sebagai uskup. Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul, dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para Rasul.

...Setelah Clement, Evaristus menggantikan, dan Alexander menggantikan Evaristus. Lalu, yang keenam setelah Rasul, Sixtusdiangkat, setelahnya Telesphorus , yang juga menjadi martir dengan mulia. Lalu Hyginus, dan setelahnya, Pius, dan setelahnya Anicetus. Soter menggantikan Anicetus, dan sekarang, di tempat kedua-belas setelah Rasul, kedudukan uskup jatuh kepada Eleutherus. Dalam urutan ini, dan melalui ajaran para Rasul yang diteruskan dalam Gereja, kotbah kebenaran telah sampai kepada kita. (Santo Irenaeus, uskup Lyons, Perancis. Lahir tahun 140 - wafat tahun 202. Salah satu Bapa Gereja.).

Sumber : http://www.imankatolik.or.id/.

Mengenal Struktur Hierarkis Resmi Gereja Perpanjangan Tangan Para Rasul.


Menurut Ajaran resmi Gereja struktur Hierarkis termasuk hakikat kehidupan-nya juga. Perutusan ilahi, yang dipercayakan Kristus kepada para rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman (lih. Mat 28:20). Sebab Injil, yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan azas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hirarkis yaitu para Rasul telah berusha mengangkat para pengganti mereka.Maka Konsili mengajarkan bahwa "atas penetapan ilahi para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja" Kepada mereka itu para Rasul  berpesan, agar mereka menjaga seluruh kawanan, tempat Roh Kudus mengangkat mereka untuk menggembalakan jemaat Allah (lih. Kis 20:28).(LG 20). Pengganti meraka yakni, para Uskup, dikehendaki-Nya menjadi gembala dalam Gereja-Nya hingga akhir jaman (LG 18).

Maksud dari "atas penetapan ilahi para uskup menggantikan para rasul sebagai gembala Gereja" ialah bahwa dari hidup dan kegiatan Yesus timbulah keplompok orang yang kemudian berkembang menjadi Gereja, seperti yang dikenal sekarang. Proses perkembangan pokok itu terjadi dalam Gereja perdana atau Gereja para rasul, Yakni Gereja yang mengarang Kitab Suci Perjanjian baru. Jadi, dalam kurun waktu antara kebangkitan Yesus dan kemartiran St. Ignatius dari Antiokhia pada awal abad kedua, secara prinsip terbentuklah hierarki Gereja sebagaimana dikenal dalam Gereja sekarang.


Struktur Hierarkis Gereja yang sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus sebagai kepalanya, dan para imam serta diakon sebagai pembantu uskup


1. Para Rasul

Sejarah awal perkembangan Hierarki adalah kelompok keduabelas rasul. Inilah kelompok yang sudah terbentuk waktu Yesus masih hidup. Seperti Paulus juga menyebutnya kelompok itu " mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku" (Gal 1:17). Demikian juga Paulus pun seorang rasul, sebagaimana dalam Kitab Suci (1Kor 9:1, 15:9, dsb)

Pada akhir perkembangannya ada struktur dari Gereja St. Ignatius dari Antiokhia, yang mengenal "penilik" (Episkopos), "penatua" (presbyteros), dan "pelayan" (diakonos). Struktur ini kemudian menjadi struktur Hierarkis yang terdiri dari uskup, imam dan diakon.


2. Dewan Para Uskup

Pada akhir zaman Gereja perdana, sudah diterima cukup umum bahwa para uskup adalah pengganti para rasul, seperti juga dinyatakan dalam Konsili Vatikan II (LG 20). Tetapi hal itu tidak berarti bahwa hanya ada dua belas uskup (karena duabelas rasul). Disini dimaksud bukan rasul satu persatu diganti oleh orang lain, tetapi kalangan para rasul sebagai pemimpin Gereja diganti oleh kalangan para uskup. hal tersebut juga di pertegas dalam Konsili Vatikan II (LG 20 dan LG 22).

Tegasnya, dewan para uskup menggantikan dewan para rasul. Yang menjadi pimpinan Gereja adalah dewan para uskup. Seseorang diterima menjadi uskup karena diterima kedalam dewan itu. itulah Tahbisan uskup, "Seorang menjadi anggota dewan para uskup dengan menerima tahbisan sakramental dan berdasarkan persekutuan hierarkis dengan kepada maupun para anggota dewan" (LG 22). Sebagai sifat kolegial ini, tahbisan uskup belalu dilakukan oleh paling sedikit tiga uskup, sebab tahbisan uskup berarti bahwa seorang anggota baru diterima kedalam dewan para uskup (LG 21).


3. Paus

Kristus mengangkat Petrus menjadi ketua para rasul lainnya untuk menggembalakan umat-Nya. Paus, pengganti Petrus adalah pemimpin para uskup.

Menurut kesaksian tradisi, Petrus adalah uskup Roma pertama. Karena itu Roma selalu dipandang sebagai pusat dan pedoman seluruh Gereja. Maka menurut keyakinan tradisi, uskup roma itu pengganti petrus, bukan hanya sebagai uskup lokal melainkan terutama dalam fungsinya sebagai ketua dewan pimpinan Gereja. Paus adalah uskup Roma, dan sebagai uskup Roma ia adalah pengganti Petrus dengan tugas dan kuasa yang serupa dengan Petrus. hal ini dapat kita lihat dalam sabda Yesus sendiri :

"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:17-19).


4. Uskup

Paus adalah juga seorang uskup. kekhususannya sebagai Paus, bahwa dia ketua dewan para uskup. Tugas pokok uskup ditempatnya sendiri dan Paus bagi seluruh Gereja adalah pemersatu. Tugas hierarki yang pertama dan utama adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas itu boleh disebut tugas kepemimpinan, dan para uskup "dalam arti sesungguhnya disebut pembesar umat yang mereka bimbing" (LG 27).

Tugas pemersatu dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga bidang kehidupan Gereja. Komunikasi iman Gereja terjadi dalam pewartaan, perayaan dan pelayanan. Maka dalam tiga bidang itu para uskup, dan Paus untuk seluruh Gereja, menjalankan tugas kepemimpinannya. "Diantara tugas-tugas utama para uskup pewartaan Injilah yang terpenting" (LG 25). Dalam ketiga bidang kehidupan Gereja uskup bertindak sebagai pemersatu, yang mempertemukan orang dalam komunikasi iman.


5. Imam

Pada zaman dahulu, sebuah keuskupan tidak lebih besar daripada sekarang yang disebut paroki. Seorang uskup dapat disebut "pastor kepala" pada zaman itu. dan imam-imam "pastor pembantu", lama kelamaan pastor pembantu mendapat daerahnya sendiri, khususnya di pedesaan. Makin lama daerah-daerah keuskupan makin besar. Dengan Demikian, para uskup semakin diserap oleh tugas oraganisasi dan administrasi. Tetapi itu sebetulnya tidak menyangkut tugasnya sendiri sebagai uskup, melainkan cara melaksanakannya. sehingga uskup sebagai pemimpin Gereja lokal, jarang kelihatan ditengah-tengah umat.

melihat perkembangan demikian, para imam menjadi wakil uskup. "Di masing-masing jemaat setempat dalam arti tertentu mereka menghadirkan uskup. Para imam dipanggil melayani umat Allah sebagai pembantu arif bagi badan para uskup, sebagai penolong dan organ mereka" (LG 28).

Tugas konkret mereka sama seperti uskup: "Mereka ditahbiskan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman, dan untuk merayakan ibadat ilahi".


6. Diakon

"Pada tingkat hiererki yang lebih rendah terdapat para diakon, yang ditumpangi tangan 'bukan untuk imamat, melainkan untuk pelayanan'" (LG29). Mereka pembantu uskup tetapi tidak mewakilinya.

Para uskup mempunyai 2 macam pembantu, yaitu pembantu umum (disebut imam) dan pembantu khusus (disebut diakon). Bisa dikatakan juga diakon sebagai "pembantu dengan tugas terbatas". jadi diakon juga termasuk kedalam anggota hierarki


Istilah nama:


Seorang kardinal adalah seorang uskup yang diberi tugas dan wewenang memilih Paus baru, bila ada seorang Paus yang meninggal, (karena Paus adalah uskup roma, maka Paus baru sebetulnya dipilih oleh pastor-pastor kota Roma, khususnya pastor-pastor dari gereja-gereja "utama" (cardinalis)). 

Dewasa ini para kardinal dipilih dari uskup-uskup seluruh dunia. lama kelamaan para kardinal juga berfungsi sebagai penasihat Paus, bahkan fungsi kardinal menjadi suatu jabatan kehormatan. Para kardinal diangkat oleh Paus. Sejak abad ke 13 warna pakaian khas adalah merah lembayung.

Sumber : http://www.imankatolik.or.id/.

Selasa, 15 Juli 2014

Puasa Agama Katolik Menurut Kitab Suci.

Puasa Menurut Kitab Suci

Artikel ini saya persembahkan untuk anda umat non Kristiani yang sekedar ingin tahu apakah umat Kristiani juga berpuasa. Anda umat Islam melakukan puasa selama 1 bulan penuh di Bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran dan tradisi Agama Islam. Artikel ini membahas tentang tatacara kami umat Katolik berpuasa, dalam Agama Katolik kami di anjurkan untuk berpuasa 40 hari menjelang peringatan wafatnya Yesus atau Isa Almasih.

Ada tata cara kami umat Katolik berpuasa yaitu kategori usia dan apa yang harus kami lakukan selama berpuasa. Umat Katolik berpuasa dengan "mengurangi jatah makan", jika biasanya kami makan 3 kali sehari maka kami diwajibkan makan 1 kali sehari, 2 "jatah makan" lainnya kami sisihkan untuk dikumpulkan dalam bentuk APP (Aksi Puasa Pembangunan), uang yang kami kumpulkan tersebut biasanya diorganisir oleh gereja dalam bentuk amplop/ untuk anak-anak dalam bentuk celengan. Hasil pengumpulan uang biasanya disalurkan ke panti asuhan, ke sekolah dalam bentuk bea siswa, korban bencana alam dll.

Sesuai ajaran Katolik, berikut tanya jawab seluk beluk puasa sesuai iman Katolik, jika berkenan silahkan menyimak.


Dalam masyarakat konsumerisme seperti sekarang ini, ada tren masyarakat melakukan wisata kuliner. Apakah tidak perlu mewajibkan umat berpuasa lebih selain Rabu Abu dan Jumat Agung? Apakah ajaran Yesus kurang mementingkan peran puasa dalam hidup rohani? Mengapa Kitab Suci tidak banyak membahas tentang puasa?
Monica Suwarni, Malang


Pertama, masa Prapaskah adalah masa pertobatan sebagai persiapan untuk merayakan kebangkitan Yesus. Tiga hal utama yang dianjurkan Gereja pada masa ini menurut KHK Kan 1249 ialah : 
  1. doa, 
  2. puasa (pantang dan matiraga), dan 
  3. amal-kasih 

Memang, Gereja hanya menetapkan dua hari tersebut sebagai hari puasa. Tetapi, harus diingat bahwa peraturan ini hanyalah menetapkan tuntutan minimal yang berlaku untuk semua orang. Tentu saja, boleh melakukan ulah-tapa lebih daripada yang dituntut. Prakarsa pribadi dan sifat sukarela menjadi tanda yang sangat berarti dalam pertobatan kita. Keseriusan dan ketulusan kita bisa mendorong untuk berpuasa lebih sering. Puasa membebaskan kita dari keterikatan pada kebutuhan dasar untuk makan dan dengan demikian membuat manusia lebih peka dan terbuka kepada kehendak Allah.

Kedua, memang Yesus tidak secara eksplisit menggariskan ajaran tentang puasa bagi murid-murid-Nya, tetapi semangat puasa Yesus nampak sangat jelas dalam desakannya untuk melepaskan diri dari kekayaan (Mat 19:21) dan nafsu seksual (Mat 19:12), dan terutama dalam ajaran-Nya tentang penyangkalan diri serta memanggul salib (Mat 10:38-39). Sikap lepas-bebas dari aneka tawaran duniawi yang menggiurkan yang diungkapkan dalam penyangkalan diri hanya mungkin dilakukan secara serius melalui puasa. Maka puasa memainkan peran penting dalam hidup rohani kristiani. Masa Prapaskah pernah disebut masa puasa. Ini menunjukkan pentingnya puasa dalam hidup rohani kristiani. Puasa Yesus selama 40 hari menjadi model puasa kristiani.

Anjuran Yesus agar kita berpuasa nampak secara jelas dalam Khotbah di Bukit (Mat 6:17-18). Yesus menekankan sisi rohani puasa, yaitu dengan kesungguhan hati terarah kepada Tuhan, mewujudkan pengharapan kepada Allah dan untuk dekat dengan Allah.

Ketiga, memang Kitab Suci tidak banyak membahas tentang puasa. Namun demikian, kita bisa menemukan banyaknya pembahasan tentang motivasi berpuasa. Seperti ditekankan oleh Yesus, berpuasa bukanlah untuk pamer dan mendapatkan pujian dari sesama (bdk Mat 6:16) atau untuk menyombongkan diri (Luk 18:12). Tujuan berpuasa bukanlah untuk kepentingan atau kepuasan diri sendiri, tetapi berpuasa itu sama dengan “merendahkan diri” di hadapan Allah (Im 16:29.31) agar lebih dekat dengan Allah, atau agar Allah campur tangan dalam suatu hal melalui tindakan atau rahmat-Nya.

Ketika seorang berpuasa untuk seluruh hari (2Sam 12:16; Yun 3:7), motivasi yang mendasarinya haruslah untuk pertobatan, yaitu berpaling kepada Allah, artinya menumbuhkan sikap bergantung dan menyerah penuh kepada Allah. Dalam Kitab Suci bisa ditemukan aneka motivasi untuk berpuasa, misalnya memohon kekuatan Allah sebelum melakukan tugas berat (Hak 20:26; Est 4:16), memohon ampun atas kesalahan (1Raj 21:27), mohon kesembuhan (2Sam 12:16.22), tanda berkabung sebagai janda (Ydt 8:5; Luk 2:37), silih setelah bencana nasional (1Sam 7:6; 2Sam 1:12; Bar 1:5; Zef 8:19), mohon berakhirnya bencana (Yl 2:12-17; Ydt 4:9-13), untuk membuka pikiran seseorang pada pencerahan Tuhan (Ul 10:12), untuk memohon rahmat yang perlu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Kis 13:2-3), untuk menyiapkan seseorang bertemu Allah (Kel 34:28). Yesus berpuasa untuk mengawali misi mesianis-Nya (Mat 4:1-4). Paulus berpuasa untuk melayani (2 Kor 6:5; 11:27).

Agar berkenan kepada Tuhan, puasa yang benar tidak boleh bersifat autis atau rohani saja, tetapi harus diungkapkan juga dalam cinta kepada sesama dan harus mengikutsertakan usaha mencari keadilan sejati (Yes 58:2-11). Aneka motivasi ini menunjukkan pentingnya peran puasa dalam hidup rohani kristiani.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM
Sumber : http://www.hidupkatolik.com, Jumat, 25 April 2014 16:02 WIB.

Anda perlu baca juga :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...