Kamis, 10 November 2011

Malaikat Di Dalam Ajaran Kristiani

 <iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/BID65tUZe5U" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

Etimologi Ibrani

Kata "malak" atau malaikat berasal dari bahasa Ibrani מלאך, mal'ak, yang juga berarti "utusan". Kata ini di dalam TB diterjemahkan menjadi: Malaikat, malaikat, utusan, suruhan, orang-orang suruhan, bentara, pesuruh, dan raja.

Malaikat dalam Tanakh

Istilah "malaikat" dalam Alkitab, מלאך ('malakh"), mendapatkan artinya hanya ketika disebutkan bersama-sama dengan pengutusnya, yaitu Allah sendiri, seperti misalnya dalam "malaikat TUHAN," atau "malaikat Allah" (Zakharia 12:8). Sebutan lainnya yang juga digunakan adalah "anak-anak Allah", (Kejadian 6:4; Ayub 1:6).
Malaikat disebut sebagai "penjaga" (Daniel 4:13). Mereka disebut sebagai "tentara langit" (Kitab Ulangan 17:3) atau bala tentara "TUHAN" (Yosua 5:14). "Bala tentara," צבאות Zebaot dalam gelar Yahweh Zebaot, TUHAN dari bala tentara surgawi, mungkin dihubungkan dengan para malaikat. "Bala tentara" ini dihubungkan pula dengan bintang-bintang, karena bintang-bintang dianggap terkait erat dengan para malaikat. Namun, YHWH membedakan diri-Nya dari para malaikat, dan karena itu orang-orang Ibrani dilarang Musa menyembah "bala tentara surga".
Sebelum munculnya monoteisme di Israel, gagasan tentang malaikat ditemukan dalam Mal'akh Yahweh, malaikat TUHAN, atau Mal'akh Elohim, malaikat Allah. Mal'akh Yahweh adalah penampakan atau perwujudan Yahweh dalam bentuk manusia. Istilah Mal'akh Yahweh digunakan secara berganti-ganti dengan Yahweh (bandingkan Keluaran 3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19). Mereka yang melihat Mal'akh Yahweh mengatakan bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim 13:22). Mal'akh Yahweh (atau Elohim) menampakkan diri kepada Abraham, Hagar, Musa, Gideon, &c., dan memimpin bangsa Israel dalam tiang awan (Keluaran 3:2). Penyamaan Mal'akh Yahweh dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah, namun yang dalam pengertian tertentu berbeda daripada-Nya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Allah. Orang Kristen berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.
Setelah doktrin monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada masa Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel, sebagai nabi di Pembuangan, mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin oleh angelologi Zoroastrianisme. (Namun tidak jelas bahwa doktrin Zoroastrianisme ini sudah berkembang demikian awal). Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci mengenai kerub (suatu jenis malaikat). Dalam salah satu penglihatannya Yehezkiel melihat 7 malaikat melaksanakan penghakiman Allah atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian, mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena "malaikat", tidak muncul dalam Kitab Yehezkiel. Belakangan, dalam penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai "manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh, dan Mal'akh Yahweh tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).
Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin terorganisasi (barangkali bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti dalam Daniel). Malaikat pun menjadi beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.

Malaikat pelindung adalah malaikat, yang memiliki tugas untuk melindungi dan membimbing seseorang. 
Kepercayaan bahwa Tuhan Allah mengirimkan Roh untuk melindungi seorang insani merupakan sebuah kepercayaan yang tersebar luas pada filsafat Yunani kuna. Plato juga menuliskannya pada dialognya Phaedo. Dengan cara yang sama, kepercayaan ini muncul pada Perjanjian Lama, meski tidak secara spesifik diperikan. Henokh 100:5 berkata bahwa mereka yang bajik memiliki malaikat pelindung. Pada Kitab Kisah Para Rasul 12:15 -- "Kata mereka kepada perempuan itu: "Engkau mengigau." Akan tetapi ia tetap mengatakan, bahwa benar-benar demikian. Kata mereka: "Itu malaikatnya." -- ada sebuah rujukan tersirat mengenai kepercayaan ini. Dalam Injil Matius 18:10 Yesus bersabda bahwa anak-anak dilindungi oleh malaikat pelindung:

"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." (Terjemahan Baru)"
Apakah malaikat pelindung menjaga setiap orang, tidak secara konsisten dipercayai atau dipegang dalam pemikiran Kristen.
Santo Ambrosius percaya bahwa orang-orang suci kehilangan malaikat pelindung mereka agar mereka bisa berjuang dan tetap bertekun dengan lebih hebat. Santo Hieronimus dan Basilius berkata bahwa dosa menjauhkan manusia dari malaikat pelindung. Konsep malaikat pelindung dan hierarki mereka dikembangkan secara luas oleh Pseudo-Dionisius dari Areopagus pada abad ke-5 dan memiliki pengaruh yang kuat pada seni dan devosi kerakyatan.

Teolog Gereja Kristen pertama yang menguraikan skema yang spesifik untuk malaikat pelindung adalah Honorius dari Autun. Ia mengatakan bahwa pada saat memasuki tubuh kepada setiap jiwa ditetapkan seorang malaikat pelindung. Thomas Aquinas setuju dengan pendapat ini dan menerangkan lebih jauh bahwa malaikat yang paling rendah peringkatnyalah yang berfungsi sebagai pelindung. Namun Duns Scotus mengatakan bahwa malaikat manapun juga dapat menerima misi tersebut.
Keyakinan tentang malaikat pelindung ini diungkapkan oleh dokter dan filsuf Inggris Sir Thomas Browne (1605-82), yang menyatakan dalam bukunya Religio Medici (Bagian 1, alinea 33):
Oleh karena itu, tentang Roh-roh saya sama sekali tidak menyangkal keberadaan mereka, bahkan saya dengan mudah mempercayainya bahwa bukan hanya seluruh negara, melainkan orang-orang secara khusus memiliki Pendampingnya, dan Malaikat Pelindung: Ini bukanlah pandangan baru dari Gereja Roma, melainkan pandangan lama sejak Pitagoras dan Plato; dalam hal ini ajaran ini tidak mengandung ajaran sesat, dan meskipun tidak secara tegas dinyatakan di dalam Kitab Suci, ajaran ini merupakan suatu pandangan yang baik dan bermanfaat di dalam perjalanan dan hidup manusia dan tindakan-tindakannya, dan dapat berfungsi sebagai sebuah Hipotesis untuk menghapuskan banyak keragu-raguan, yang pemecahannya tidak diberikan oleh filsafat biasa.
Kepercayaan akan adanya malaikat pelindung merupakan bagian tak terpisahkan dari depositum fidei agama Katolik Roma dan diteliti dalam Angelologi (studi tentang para malaikat). Untuk menghormati para malaikat, maka Pesta Malaikat Pelindung dirayakan pada tanggal 2 Oktober.

Sumber : http://id.wikipedia.org/, 10 April 2011 05: 09 WIB

Rabu, 09 November 2011

Saya Seorang Katolik !

 

APA ISTIMEWANYA MENJADI SEORANG KATOLIK? Kadang-kadang membingungkan. Semua orang yang percaya kepada Yesus disebut orang Kristen. Jadi, mungkin juga tidak ada bedanya kamu pergi ke gereja yang mana. Lalu, apa istimewanya menjadi seorang Katolik? Mengapa kamu mau menjadi seorang Katolik? Mari kita temukan jawabnya.
K
:
Kristus sendiri yang mendirikan Gereja. Sebagai gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus, Gereja Katolik telah berumur lebih dari 2000 tahun (usianya lebih panjang dari Gereja Kristen mana pun!).
A
:
Apostolik. Hidup Yesus sendiri diberikan kepada kita melalui sakramen-sakramen, ajaran-ajaran Gereja dan melalui pewartaan-pewartaan yang disampaikan oleh para biarawan, biarawati maupun kaum awam.
T
:

Tujuh Sakramen diwariskan oleh Yesus kepada Gereja.
O
:
rOh Kudus telah dikaruniakan oleh Yesus yang Mahapengasih kepada kita untuk membimbing kita masing-masing agar kita dengan segenap hati hidup seturut teladan Yesus.
L
:
Lestari. Gereja Katolik telah menerima janji Roh Kudus bahwa Ia akan senantiasa memeliharanya dalam kebenaran.
I
:
"Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu." Dalam Gereja Katolik, Hosti selalu ditahtakan dalam Tabernakel, artinya Yesus senantiasa hadir dalam gereja kita. Kita dapat pergi dan berdoa kepada-Nya kapan saja kita mau.
K
:
Kristus bekerja melalui Gereja bagi keselamatan seluruh umat manusia karena Ia mengasihi semua orang.
Nah, sebagai permulaan, di atas itu adalah tujuh alasan penting mengapa kita memilih menjadi seorang Katolik.  

sumber : My Friend; St. Thomas Corner; www.daughtersofstpaul.com/myfriend

 
APA KEWAJIBAN KITA SEBAGAI SEORANG KATOLIK? Kalian adalah anggota dari kelompok yang paling tua, paling besar dan paling mengagumkan di dunia! Kamu seorang Katolik Roma. Kalian menjadi Katolik ketika kalian dibaptis. Tetapi apakah yang harus kalian lakukan agar dapat menjadi seorang Katolik yang taat?

Lima Perintah Gereja* adalah kewajiban dasar seorang Katolik yang taat, yaitu:

1.
Rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.
2.

Ikutlah Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan,

dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu.
3.

Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan.
4.
Mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun.
5.
Sambutlah Tubuh Tuhan pada masa Paskah.

Itulah kewajiban “minimum” seorang Katolik. Tidak seorang pun diharapkan menjadi seorang yang “minimum”. Oleh karena itu, berjuanglah semaksimal mungkin untuk menjadi seorang Katolik yang terbaik.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com; * disesuaikan dengan buku Puji Syukur; Komisi Liturgi KWI

 
APA HAK-HAK KITA SEBAGAI SEORANG KATOLIK? Kelima Perintah Gereja adalah pedoman bagi kita untuk menjalankan kewajiban kita sebagai seorang Katolik yang taat. Ya, tentu saja orang lebih sering mengatakan kepada kita apa-apa saja yang HARUS kita lakukan, tetapi bagaimana dengan hak-hak kita?  

Sesungguhnya, bagi seorang Katolik lebih banyak hal-hal menyenangkan yang didapatkan dibandingkan kewajiban yang harus dilakukan. Kita mempunyai jaminan untuk tiga hal terpenting dalam hidup: Keluarga, Dukungan dan Kebahagiaan.


Yesus Menghantarku ke SorgaKELUARGA
Kebanyakan remaja ingin menjadi bagian dari suatu kelompok teman sebaya. Hanya sedikit saja yang senang menyendiri, tetapi bahkan seorang penyendiri pun mempunyai teman-teman. Cara kita berpakaian, cara kita berbicara, serta cara kita melakukan sesuatu membantu kita merasa bahwa kita bagian dari suatu kelompok tertentu. Untuk alasan itulah sebagian remaja menjadi anggota suatu kelompok/gang. Kita ingin menjadi bagian dari apa yang kita anggap sebagai kelompok yang “tepat” - setidak-tidaknya yang kita anggap “tepat” bagi kita. Sebagai seorang Katolik kita menjadi bagian dari suatu kelompok terbesar dan tertua umurnya di dunia. Coba bertanyalah kepada mereka yang menghadiri perayaan World Youth Day (Hari Kaum Muda Sedunia), apakah mereka merasa sebagai bagian dari keluarga Katolik. Anak-anak serta remaja dari seluruh dunia datang untuk ambil bagian. Tak seorang pun dari mereka yang diperlakukan sebagai “orang luar”.

DUKUNGAN
Beberapa tahun yang lalu saya membeli sebuah agenda elektonik - sejenis barang yang berguna untuk membantu kita mengingatkan pertemuan-pertemuan dan nomer-nomer telepon. Agenda itu bahkan dapat menyampaikan informasi-informasinya ke komputer saya. Tahun lalu saya menganti sistem operasi di komputer saya ke “Windows ME”. Tahukah kalian apa yang terjadi? Agenda tersebut tidak dapat bekerja dengan sistem yang baru. Saya minta “tolong” kepada Microsoft. Mereka mengatakan, “Maaf, kami tidak dapat menolong.” Hanya itu yang dapat mereka lakukan.  

Tidak demikian halnya dengan Gereja Katolik. Kalian selalu dapat memperoleh pertolongan untuk masalah apa pun yang kalian hadapi. Kalian dapat pergi kepada seorang imam untuk minta pertolongan. Dan kalian pasti akan DIPERHATIKAN. Jika imam tersebut tidak dapat menolongmu, ia akan meminta pertolongan Bapa Uskup. Jika Bapa Uskup juga tidak dapat menolongmu, ia akan meminta pertolongan Bapa Paus. Coba apakah bisa seperti itu dengan Microsoft!

KEBAHAGIAAN
Ada banyak hal lain yang menyenangkan menjadi seorang Katolik, tetapi yang paling menyenangkan ialah bahwa kita sepenuhnya DIJAMIN untuk memperoleh KEBAHAGIAAN abadi selamanya. Kalian tidak perlu menduga-duga bagaimana kita dapat sampai ke sorga atau bertanya-tanya “apakah kita telah diselamatkan.” Sakramen-sakramen serta ajaran-ajaran Gereja Katolik yang telah berumur 2000 tahun itu yang akan membawamu ke sorga. Banyak orang yang akan masuk ke surga juga, tetapi mereka harus menanggung beban mereka di atas pundak mereka sendiri. Dalam Gereja Katolik kita memiliki peta jalan yang sempurna (ajaran-ajaran kita) dan seorang pilot yang sempurna, yaitu Paus.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com


 
MENGAPA SAYA HARUS PERGI KE GEREJA? Ketika kalian beranjak dewasa, kalian menjadi sadar bahwa kalian dapat dan harus mempunyai lebih banyak kebebasan untuk menentukan pilihan kalian sendiri. Sayang sekali, kalian tergesa-gesa ingin disebut mandiri, karenanya kalian kerapkali menolak pendapat atau pun norma-norma yang selama ini diterapkan oleh orangtuamu. Ini wajar, tetapi sesungguhnya tindakan seperti ini bukan tindakan yang cerdik. Kemungkinan kamu malah ikut membuang banyak hal-hal baik yang sepatutnya tetap kamu pegang. Orangtuamu menerapkan cara yang mereka pakai sekarang ini setelah mengalami begitu banyak pengalaman, termasuk yang menyakitkan. Mereka ingin menghindarkan kamu dari kemalangan yang pernah mereka sendiri rasakan.

Agama menjelaskan kepada kita mengapa kita ada di dunia ini serta seperti apa kehidupan kita kelak. Dalam agama kita menemukan kepercayaan serta tolok ukur yang pasti, yang demi membela kebenarannya banyak orang telah berjuang dan wafat. Iman menjelaskan tentang hidup dan bagaimana mendapatkan yang terbaik darinya. Setiap kali kamu berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut manusia, hal-hal yang buruk dapat saja terjadi. Gereja Katolik memiliki jaminan yang pasti untuk melindungi kamu dari hal-hal yang buruk itu. Perlindungan itu diberikan kepada kita dalam bentuk kredo (kredo = pokok-pokok iman) dan ajaran-ajaran dari Bapa Suci serta para Uskup, yang mereka terima dari Tuhan.

Salah satu gagasan yang terpenting adalah agama itu merupakan sesuatu yang kita lakukan bersama. Bukan pribadi, tetapi sosial. Dengan pergi ke gereja kita dapat selalu menjaga serta membina hubungan baik dengan saudara-saudara seiman. Kita memang boleh memiliki banyak kebebasan, tetapi kita akan semakin teguh jika kita bersatu.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

 Pergi ke Sekolah Minggu
MENGAPA SAYA HARUS MENGIKUTI PELAJARAN AGAMA? Akan bagus sekali jika setiap bayi dilahirkan dengan satu set peraturan terikat di tangannya. Kita akan segera tahu apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh hidup bahagia. Kita akan tahu betapa baiknya Tuhan itu. Kita akan tahu betapa Tuhan menghendaki kita hidup kekal dalam surga yang indah. Ah, sungguh menyenangkan sekali. Tetapi, yang terjadi tidaklah demikian. Kita dilahirkan tanpa pengertian sedikit pun tentang hal-hal demikian itu. Kita harus mempelajarinya dari orang lain. Orangtua kita adalah guru rohani kita yang pertama. Jika orangtua kita penuh kasih dan setia, kita akan dapat melihat bagaimana Tuhan itu melalui mereka. Namun demikian, akan tiba waktunya kita perlu tahu lebih banyak dari yang dapat mereka ajarkan. Kita pergi ke sekolah untuk belajar sejarah, ilmu pengetahuan serta ketrampilan agar kelak kita mempunyai kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan menjadi orang yang berguna. Agama harus dibagi bersama saudara-saudara yang lain agar dapat hidup! Agama adalah kegiatan sosial. Kita menimba iman dari kekuatan iman orang lain. Agama bukan hanya sekedar belajar mengenai informasi dan fakta. Kita wajib ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan kelompok agar dapat sungguh-sungguh hidup religius. Yesus sendiri mengajarkan betapa pentingnya berbagi iman. Yesus membangun komunitas religius di dunia - yaitu Gereja Katolik - agar kita dapat saling berbagi iman.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Semua artikel di atas dikutip dari : http://yesaya.indocell.net/

Jenazah Para Rohaniwan (Santo-Santa) Yang Tidak Membusuk (The Incorupted Bodies)


1.Fenomena Jenazah Para Kudus yang Tak Rusak

Sepanjang sejarah Gereja, kita jumpai adanya fenomena yang menarik, yaitu jenazah beberapa orang kudus yang tidak rusak. Namun, ada beberapa orang yang menolak adanya fenomena ini dengan alasan, jenazah para kudus itu diberi lilin atau disimpan dalam peti yang kedap udara.

Memang benar beberapa jenazah para kudus itu diberi lilin dan disimpan dalam peti yang kedap udara. Akan tetapi, sebelum hal itu dilakukan, jenazah mereka telah terkubur di dalam tanah bertahun-tahun lamanya; waktu yang lebih dari cukup untuk membusukkan suatu jenazah. Selain itu, jenazah yang diberi lilin hanyalah bagian-bagian tertentu saja dari potongan tubuhnya. Oleh karena itu, seharusnya bagian yang tak diberi lilin pun akan membusuk, tetapi kenyataannya bagian yang tak diberi lilin itu juga tidak rusak.

Jenazah para kudus yang tak rusak ini ditemukan di lingkungan-lingkungan yang berbeda, termasuk dalam lingkungan yang sangat mendukung pembusukan jenazah. Beberapa di antaranya dalam temperatur yang cukup tinggi untuk membusukkan jenazah, kelembaban yang besar, bahkan ada yang tergenang dalam rawa. Padahal, sebelumnya jenazah itu tidak pernah mengalami proses pengawetan sama sekali. Jenazah-jenazah itu tetap bebas dari pembusukan sekalipun lingkungannya memiliki unsur-unsur yang lengkap untuk membusukkan jenazah. Yang lebih mengherankan lagi adalah sebagian besar jenazah itu adalah orang-orang kudus dalam Gereja Katolik. Bagaimana mungkin alam dapat memilih jenazah?

Selain kondisi jenazah yang tak rusak (inkoruptibilitas) ada pula tanda lain, yaitu keharuman surgawi. Ini merupakan sebuah fenomena yang beberapa kali ditemukan saat jenazah atau makam orang-orang kudus tertentu dibongkar. Keharuman ini biasanya tak dapat dibandingkan oleh keharuman apa pun di dunia. Kardinal Lambertini mengatakan ini sebagai sebuah mujizat, karena hampir tidak mungkin jenazah tidak berbau busuk. Dan lebih tidak mungkin lagi, ada jenazah yang harum. Hal ini hanya mungkin terjadi jika ada campur tangan kuasa adikodrati, yaitu kuasa Allah sendiri. Akan tetapi, perlu diingat bahwa iblis pun bisa mengeluarkan bau harum. Oleh karena itu, tanda keharuman ini harus dikaitkan dengan kekudusan orang tersebut ketika masih hidup.

Kardinal Prospero Lambertini, yang di kemudian hari menjadi Paus Benediktus XIV (1675-1758), menulis lima jilid buku berjudul “De Beatificatione Servorum Dei et de Beatorum Canonizatione.” Di dalamnya ia menulis pula tentang fenomena jenazah yang tak rusak ini, dengan judul “De Cadaverum Incorruptione.” Tulisan Kardinal Lambertini ini sampai sekarang tetap menjadi bahan referensi untuk kasus-kasus semacam ini.

Kriteria dari jenazah yang tak rusak adalah setelah dikubur selama bertahun-tahun tanpa mengalami proses pengawetan, tetap dapat mempertahankan rona, kesegaran, dan kelenturan seolah-olah hidup setelah mati bertahun-tahun. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa, dapat dikatakan suatu mujizat. Ketidakrusakan jenazah, bisa menjadi salah satu tanda kekudusan seseorang. Secara spiritualitas, tanda demikian merupakan indikasi bahwa jenazah orang tersebut dipersiapkan untuk kebangkitan tubuh dengan mulia.

Akan tetapi, tidak semua para kudus itu jenazahnya utuh sepenuhnya. Ada juga yang hanya bagian-bagian tertentu saja yang utuh, sedangkan bagian lainnya hancur secara alami. Hal ini berlaku misalnya pada St. Yohanes Krisostomos, si lidah emas. Semasa hidupnya ia banyak mewartakan kebenaran iman dan membela ajaran iman Katolik. Berkat kotbah-kotbahnya, banyak orang yang tersentuh dan mengalami pertobatan. Setelah ia wafat, beberapa tahun kemudian kuburnya dibongkar dan didapatkan lidahnya masih utuh sekalipun bagian tubuh lainnya sudah hancur.

Fenomena-fenomena ini memang menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa beberapa jenazah para kudus itu bisa tahan bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade, dan bahkan ada yang tahan beberapa abad? Akan tetapi, kemudian mengapa setelah tahan sedemikian lamanya jenazah itu pun akhirnya hancur secara alami? Bagaimana mungkin ada bagian tubuh yang masih bisa bertahan utuh padahal sudah terpisah dari badannya? St. Bernadette dan St. Therese dari Lisieux sama-sama gadis Perancis yang hidup di abad ke-19. Mereka sama-sama masuk biara pada usia muda dan meninggal pada usia muda. Akan tetapi, mengapa jenazah St. Bernadette utuh, sedangkan jenazah St. Therese ditemukan telah hancur secara alami ketika makamnya dibongkar? Jadi, mengapa tidak semua orang kudus jenazahnya utuh?

Gereja selalu menganjurkan agar kita mencari alasan ilmiahnya terlebih dahulu jika menemukan jenazah yang tidak rusak. Akan tetapi, memang dalam banyak kasus para ilmuwan masih belum dapat memberikan penjelasan ilmiahnya. Walau demikian, Gereja mengatakan bahwa jenazah yang tidak rusak tidak menjamin bahwa orang itu kudus. Memang betul, jenazah yang tidak rusak bisa menjadi tanda kekudusan, tetapi bukan berarti kalau ada jenazah yang tidak rusak, orang tersebut otomatis kudus. Kita perlu melihat bagaimana kehidupan orang itu, segala kebajikan-kebajikan selama hidupnya, singkatnya mengkaitkannya dengan kekudusan orang tersebut secara keseluruhan.

2. Beato Yohanes XXIII

Pada suatu hari, Paus Yohanes Paulus II memerintahkan agar jenazah Paus Yohanes XXIII dipindahkan ke bagian atas dari Basilika St. Petrus agar umat beriman dapat datang mendekati jenazahnya dengan lebih mudah untuk menghormatinya. Oleh karena itu, pada tanggal 16 Januari 2001 dilakukanlah pembongkaran makam Paus Yohanes XXIII yang dilakukan oleh Kardinal Sodano, Sekretaris Negara Tahta Suci, Kardinal Noe, Imam Agung Basilika St. Petrus, dan Leonardo Sandri. Selain itu, identifikasi jenazah merupakan prosedur yang normal dalam proses kanonisasi. Paus Yohanes XXIII telah dinyatakan sebagai Beato pada tanggal 3 September 2000. Jadi, tujuan lain pembongkaran makam ini adalah karena Paus Yohanes Paulus II ingin semakin menegaskan kekudusan dari paus pendahulunya tersebut. Kardinal Noe mengatakan bahwa pemeriksaan jenazah merupakan salah satu langkah penting dalam proses kanonisasi.





Paus Yohanes XXIII meninggal tanggal 3 Juni 1962. Hal ini berarti ketika pembongkaran makam dilakukan, jenazahnya telah terkubur selama sekitar 39 tahun! Namun, apa yang terjadi? Begitu peti jenazah dibuka, orang-orang terkejut melihat keadaan jenazah sang beato. Dalam kesaksiannya, Kardinal Noe mengatakan bahwa wajah Beato Paus Yohanes XXIII tampak “utuh dan damai.” Laporan resmi menyatakan, “Begitu kain selubung dibuka, wajah Beato tampak utuh, dengan kedua mata tertutup dan mulut sedikit terbuka, dengan roman muka yang segera mengingatkan orang pada penampilan familiar paus yang dihormati itu.” Kedua tangan Bapa Suci yang masih menggenggam sebuah rosario, juga masih utuh. Setelah diperiksa secara resmi, jenazah disemprot dengan bahan anti bakteri dan peti pun disegel kedap udara.

3. Jenazah Para Kudus Lainnya yang Tak Rusak

Sebuah buku yang berjudul “The Incorruptibles” (Tan Books, 1977) melaporkan sedikitnya ada 102 orang kudus dalam Gereja Katolik yang jenazahnya tidak rusak. Oleh karena itu, banyak umat beriman yang melihat fenomena jenazah yang tak rusak ini sebagai salah satu tanda kekudusan.

Santa Sesilia adalah orang kudus pertama yang ditemukan jenazahnya tidak rusak. Ia meninggal sebagai martir pada tahun 177 M di Roma. Pada tahun 1599 jenazahnya ditemukan dalam keadaan tidak membusuk.

Santa Agata meninggal pada tahun 251 M. Akan tetapi, pada abad ke-11, jenazahnya ditemukan dalam keadaan tidak rusak. Bagian dari tubuhnya yang tidak rusak itu masih bisa kita lihat sampai sekarang.



Santa Bernadette Soubirous menerima penampakan dari Bunda Maria di Lourdes, Perancis. Ia meninggal pada tahun 1879, dan makamnya dibongkar 20 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1909. Saat itu ditemukan bahwa jenazahnya masih utuh dan sama sekali tidak ada kebusukan. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya tahun 1919, kembali untuk keduanya kalinya makamnya dibongkar kembali. Dan untuk kedua kalinya pula ditemukan jenazahnya masih utuh. Pada tahun 1923 makamnya dibongkar untuk ketiga kalinya, dan ditemukan jenazahnya masih utuh. Pada saat itu tubuhnya dibuka, dan didapatkan organ-organ tubuhnya masih lemas. Ketika 46 tahun kemudian sesudah St. Bernadette wafat, para dokter melaporkan bahwa lever (hati) St. Bernadette masih lembut dan hampir seperti lever orang hidup yang normal. Saat ini, jenazahnya disimpan dalam kapel St. Bernadet di Nevers, Perancis. Semua orang masih dapat melihat jenazahnya yang utuh hingga saat ini.

Jenazah St. Teresa Avila (1515-1582) juga ditemukan tidak membusuk. Padahal, St. Teresa Avila dikubur di dalam lumpur yang basah.

Ketika St. Yohanes Salib meninggal tahun 1591, ia dimakamkan di bawah lantai sebuah gereja. Ketika makamnya dibuka 9 bulan kemudian, jenazahnya masih segar dan lengkap. Bahkan ketika jarinya dipotong untuk dijadikan relikwi, tubuhnya mengeluarkan darah sebagaimana layaknya seorang yang masih hidup. Setelah itu, kembali 9 bulan kemudian makamnya dibuka untuk kedua kalinya, dan ditemukan jenazahnya masih tetap dalam keadaan segar. Pembongkaran makam St. Yohanes Salib dilakukan lagi tahun 1859 dan 1909, dan jenazah tetap ditemukan dalam keadaan segar. Pembongkaran terakhir dilakukan tahun 1955, ini berarti sekitar 400 tahun sesudah wafatnya. Saat itu ditemukan jenazahnya masih utuh belum mengering dan masih lentur, walau ada sedikit perubahan pada warna kulitnya.



Seorang suster yang kudus dari Italia bernama St. Klara dari Montefalco ketika masih hidup berkata kepada para suster lainnya, “Jika engkau mencari salib Kristus, ambillah hatiku, dan engkau akan mendapatkan Kristus yang sedang menderita di sana.” Beberapa tahun setelah kematiannya, makamnya dibongkar. Saat itu, bukan saja ditemukan tubuhnya yang masih utuh. Bahkan, ketika para suster mengambil hatinya, ditemukan di sana tergores jelas sekali salib Kristus secara tipis, lengkap dengan kelima luka-Nya.

St. Sharbel Makhlouf adalah seorang rahib suci dari Lebanon. Setelah wafatnya, selama 45 malam makamnya memancarkan suatu cahaya yang khas. Menurut tradisi, jenazah biasanya membusuk dalam waktu 45 hari. Oleh karena itu, 45 hari kemudian makamnya dibongkar dan ditemukan jenazahnya masih utuh. Padahal dalam waktu 45 hari itu sempat ada hujan deras sekali sehingga jenazahnya ditemukan terendam di genangan lumpur. Kemudian jenazah St. Sharbel dikenakan pakaian baru dan dimasukkan ke dalam peti kayu, namun tubuhnya mengeluarkan minyak begitu banyaknya sampai-sampai bajunya harus diganti dua kali. Tahun 1927, berarti 29 tahun kemudian setelah kematiannya, makamnya kembali dibongkar dan dijumpai jenazahnya masih utuh dan lemas seperti tubuh orang hidup. Setelah itu ia dikuburkan kembali. Tahun 1950 para peziarah memperhatikan adanya minyak yang khas keluar dari makamnya. Saat itu banyak orang mengalami kesembuhan karena minyak tersebut. Akhirnya, kuburnya dibongkar kembali dan didapati jenazahnya masih utuh. Tubuh St. Sharbel ini tidak rusak selama 67 tahun dan akhirnya hancur seluruhnya pada tahun 1965.

4. Kaitan antara Kecantikan Fisik dan Kecantikan Rohani

Semua orang mengatakan Bunda Maria sangat cantik tiada taranya, dan kita ketahui Bunda Maria adalah manusia terkudus sepanjang masa. Mereka yang pergi ke Nottuno, Italia, dapat memandang kecantikan dari St. Maria Goretti, dan bahkan sekalipun Beato Yohanes XXIII tidak dibilang tampan tetapi banyak orang senang memandang wajahnya. Pada kenyataannya, ada banyak jenazah para kudus yang ditemukan tidak rusak walau sudah meninggal bertahun-tahun lamanya. Adakah hubungannya antara kekudusan dengan kecantikan atau ketampanan?

Fenomena jenazah yang tak rusak ini mengajarkan banyak hal kepada kita. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa iman kita tidak hanya mempengaruhi rohani kita saja tetapi juga jasmani kita. Penjelmaan Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus adalah sesuatu yang supernatural tetapi sekaligus sungguh nyata, ada dalam sejarah. Demikian pula kebangkitan-Nya merupakan hal yang adikodrati, tetapi sekaligus sungguh-sungguh riil.

Dengan kata lain, fenomena jenazah yang tak rusak ini hendak menyampaikan kepada kita bahwa ada keterkaitan yang erat antara dunia rohani dan dunia jasmani. Bukankah Allah dikatakan Mahakudus, tetapi sekaligus juga dikatakan Mahaindah? Memang kita tidak dapat merumuskan dengan tepat keterkaitan antara jiwa dan raga kita. Akan tetapi, apa yang kita lakukan terhadap jiwa kita akan mempengaruhi tubuh kita. Sebaliknya, apa yang kita lakukan terhadap tubuh kita akan mempengaruhi jiwa kita.

Pada zaman sekarang ini, diketahui bahwa banyak orang yang sakit kanker memiliki luka batin yang berat dalam hidupnya. Mereka yang berbeban berat, depresi, stress, akan langsung dikenali melalui wajahnya. Sebaliknya, mereka yang suci hatinya akan memancarkan sesuatu yang menyenangkan pada wajahnya, bahkan sekalipun mereka sedang sakit.

Dengan demikian, fenomena ini mengingatkan kita bahwa kita sebetulnya adalah bagian dari Tubuh Mistik Kristus dengan Kristus sendiri sebagai Kepalanya. Kristus yang adalah kepala menjadi sumber rahmat bagi seluruh anggota tubuh-Nya. Ia menyalurkan segala rahmat, karunia, dan keindahan-Nya ke seluruh bagian tubuh-Nya. Mereka yang melepaskan diri dari Kristus sama seperti ranting yang melepaskan diri dari pokoknya sehingga akhirnya akan mati dan kering. (bdk. Yoh 15:4-5) Semakin kita mengambil bagian dalam hidup Kristus, semakin kita mengambil bagian dalam kekudusan dan keindahan-Nya.

“Karena semua kaum beriman membentuk satu Tubuh saja, maka harta milik dari yang satu disampaikan kepada yang lain. Dengan demikian orang harus percaya bahwa di dalam Gereja ada pemilikan bersama. Yang paling utama dari semua anggota Gereja adalah Kristus, karena Ia adalah Kepala. Jadi milik Kristus dibagi-bagikan kepada semua anggota, dan pembagian ini terjadi oleh Sakramen-Sakramen Gereja” (St. Thomas Aquino).



5. Apa yang Ingin Disampaikan Allah?

Allah tentu punya rencana tertentu, mengapa ia membiarkan fenomena yang istimewa ini terjadi sepanjang sejarah Gereja. Selain menyadarkan kita akan adanya keterkaitan antara jasmani dan rohani, fenomena jenazah yang tak rusak ini hendak mengingatkan kita pula akan adanya kebangkitan orang-orang mati pada kedatangan Yesus yang kedua. Saat itu, mereka akan menerima kembali seluruh tubuhnya secara utuh.

“Semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh 5:28-29).

Pada akhirnya, fenomena ini hendak menunjukkan bahwa sampai saat ini mujizat masih terjadi. Allah mengkomunikasikan diri-Nya melalui segala mujizat yang dapat kita saksikan. Allah masih bekerja di tengah-tengah kita, karena kasih-Nya setia, abadi selamanya.

6. Jenazah Para Kudus Lainnya yang Tak Rusak dan Masih Dapat Kita Lihat Sampai Saat Ini

§ St. Zita meninggal pada tahun 1272 di sebuah desa dekat kota Lucca, Italia. Pada tahun 1580, jenazahnya ditemukan tidak rusak dan akhirnya dibaringkan di Gereja St. Frigidian agar umat dapat menghormatinya dengan lebih mudah.

§ St. Catherine Laboure (1806-1876), jenazahnya ditemukan utuh pada tahun 1933. Kini kita dapat melihat jenazahnya di Paris.





§ St. Yohanes Maria Vianney dari Ars, meninggal tahun 1859 dan jenazahnya ditemukan dalam keadaan baik tahun 1904. Kita masih dapat melihat jenazahnya di Ars, Perancis.

§ St. Vincentius Palloti meninggal tahun 1850 dan makamnya dibongkar dua kali, yaitu tahun 1906 dan 1950. Jenazahnya yang tidak rusak masih dapat kita lihat sekarang di Onda, Italia.



§ St. Teresa Margareta Redi meninggal tahun 1770 dan ditemukan jenazahnya masih utuh pada tahun 1783. Jenazahnya dapat kita lihat di Firenze, Italia.

§ St. Andreas Bobola, meninggal tahun 1657. Setelah 40 tahun kemudian jenazahnya ditemukan masih utuh. Kita dapat melihatnya sekarang di Warsawa, Polandia.

§ St. Catarina dari Bologna, Italia (1413-1463), jenazahnya diletakkan dalam keadaan sedang duduk di atas sebuah kursi sampai saat ini. Berarti, sudah selama sekitar 500 tahun!

§ St. Rita dari Cascia (1381-1457), jenazahnya dapat dilihat dalam sebuah peti kaca di Cascia, Italia. Kebanyakan orang di sana sudah terbiasa melihat posisi jenazah St. Rita yang kadang berubah, bahkan matanya kadang terbuka kadang terpejam, seolah masih hidup.

§ St. Sperandia, meninggal tahun 1276, dan kita dapat melihat jenazahnya di Cingoli, Italia. Dari dalam tubuhnya keluar suatu keharuman yang manis.

Sebetulnya masih ada beberapa jenazah orang kudus yang masih dapat dilihat sampai saat ini karena masih belum rusak, antara lain St. Maria Goretti (1890-1902), St. Fransiskus Xaverius (1506-1552), St. Anna Maria Taigi, dan lain-lain.



sumber : http://wahw33d.blogspot.com/