Kamis, 20 Juni 2013

Bagaimana Menjelaskan Roti adalah Tubuh Kristus dan Anggur adalah Darah Kristus ?


Saat membekali anak-anak untuk komuni pertama, kami mengalami kesulitan menjelaskan kepada anak-anak bagaimana roti itu adalah Tubuh Kristus dan bagaimana anggur itu adalah Darah Kristus. Bagaimana sebaiknya hal ini dijelaskan kepada anak-anak? Setelah diterima dan dimakan, apakah Kristus terus hadir?

Maria Fransiska Liem, Malang


Pertama, jangan berkecil hati jika mengalami kesulitan, karena Yesus sendiri juga mengalami kesulitan untuk membuat para murid-Nya mengerti. Mereka bersungut-sungut dan berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” (Yoh 6:60) Kemudian banyak di antara mereka mengundurkan diri (Yoh 6:66). Dalam perjalanan sejarah Gereja telah terjadi beberapa polemik besar seputar penjelasan bagaimana mengerti sabda Yesus “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah Darah-Ku” (Mat 26:26.28), dan “sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” (Yoh 6:55). Nampaknya misteri kehadiran nyata Yesus dalam rupa roti dan anggur ini akan selalu menjadi tantangan iman.


Kedua, untuk menjelaskan hal ini, ajaran resmi Gereja menggunakan kata substansi dan aksiden. Setiap benda di dunia ini berada karena terjadinya persatuan antara substansi dan aksiden. Misal kursi mempunyai inti rohani ke-kursi-an, yang membuat kursi itu menjadi kursi. Di samping itu, kursi juga mempunyai bentuk, ukuran, berat, warna, kekerasan, rasa, dll yang disebut aksiden. Tak ada satu pun aksiden yang menjadikan sesuatu itu menjadi kursi. Masing-masing aksiden itu bisa berubah, tetapi tidak mengubah ke-kursi-an dan kursi pun tetap ada sebagai kursi. Ke-kursi-an inilah yang disebut substansi, atau inti rohani. Substansi bukanlah sesuatu yang keras atau berat, tapi sesuatu yang tak kelihatan, suatu kekuatan yang mendukung aksiden. Substansi itu bagaikan jiwa yang tidak bisa ditangkap dengan indera-indera, tetapi hanya oleh akal budi. Seperti jiwa, substansi hadir secara utuh di setiap bagian, bahkan yang terkecil sekali pun.

Pada Perjamuan Malam Terakhir ketika Yesus mengucapkan “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah darah-Ku,” terjadilah perubahan dari substansi roti menjadi substansi Tubuh Yesus, dan dari substansi anggur menjadi substansi Darah Yesus. Peristiwa perubahan ini disebut transubstansiasi. Seluruh diri Kristus yang hidup hadir dalam rupa roti dan juga dalam rupa anggur. Kristus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia, hadir secara utuh baik dalam rupa roti maupun anggur. Di tengah perubahan substansi ini, aksiden tidak mengalami perubahan, sehingga nampak luar dari roti dan anggur, tetap sama.


Ketiga, apa yang dilakukan Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir, dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi. Dengan mengulang kata-kata Yesus yang sama, terjadilah transubstansiasi di altar. Roti menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Tubuh Kristus merujuk kepada seluruh diri Kristus, sedangkan Darah Kristus merujuk kepada seluruh hidup Yesus. Seluruh badan, jiwa, dan keilahian Kristus hadir dalam rupa roti dan anggur. Inilah yang disebut sebagai kehadiran nyata (Latin: praesentia realis; Ing: real presence).


Keempat, kehadiran Kristus dalam rupa roti dan anggur bertahan selama rupa roti dan anggur itu ada. Jika terjadi perubahan dari rupa roti dan anggur, maka kehadiran nyata itu berhenti. Maka, jika roti itu menjadi busuk atau larut dalam air, atau anggur itu berubah menjadi cuka, maka kehadiran nyata Kristus berhenti. Demikian juga ketika roti itu dimakan dan berubah dalam diri kita, maka kehadiran Kristus dalam rupa roti juga berhenti.


Kelima, karena hukum alam, badan jasmani kita tidak bisa hadir di beberapa tempat. Tubuh Kristus sudah mengatasi hukum alam. Itulah Tubuh Penguasa alam raya dan hukum-hukumnya. Kepada Tubuh Kristus, seluruh alam raya dan hukum-hukumnya tunduk. Tubuh Kristus tidak terhalang tembok dan tidak tergantung pada ruang dan waktu. Jadi, Kristus hadir di surga bersama Allah Bapa, tetapi juga hadir di dunia di tengah kita.

Penulis : Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM
Sumber : http://www.hidupkatolik.com/, Kamis, 20 Juni 2013 10:20 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar