Kamis, 03 Oktober 2013

Mengenal Sisi Kemanusiaan Bunda Maria.

File: The Madonna di Sorrow.jpg
Lukisan Maria berjudul "The Madonna in Sorrow", oleh Sassoferrato , abad ke-17

Maria (Aram-Yahudi מרים Maryām "pahit"; Bahasa Yunani Septuaginta Μαριαμ, Mariam, Μαρια, Maria; bahasa Arab: Maryam, مريم) adalah ibu Yesus dan tunangan yang kemudian menjadi istri Yusuf dalam Kekristenan. 

Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Umat Muslim pun sangat menghormatinya. Bidang teologi Kristen yang berhubungan dengannya disebut Mariologi. Pesta kelahiran Maria dirayakan di kalangan Gereja Ortodoks, Katolik Roma, dan Anglikan pada 8 September. Gereja Ortodoks dan Katolik Roma juga mempunyai banyak hari perayaan lainnya untuk menghormati Maria.
Gelar-gelar Maria

Oleh Gereja Ortodoks dan tradisi-tradisi Timur dalam Gereja Katolik, Maria kerap disebut juga sebagai Theotokos. Gelar bagi Maria ini diakui dalam Konsili Ekumenis III di Efesus pada tahun 431. Theotokos sering diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai "Bunda Allah," atau lebih harafiah lagi "Yang Melahirkan Allah." Makna Teologis yang terkandung dalam gelar ini adalah bahwa putera Maria, Yesus, adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, dan bahwa dua sifat Yesus (Illahi dan insani) dipersatukan dalam satu Pribadi tunggal.


Siapakah Maria itu ?

Menurut sumber-sumber non-kanonik, Injil Yakobus, yang, meskipun bukanlah bagian dari Kitab Perjanjian Baru, berisi materi biografis mengenai Maria yang dianggap "dapat dipercaya" oleh beberapa kalangan Kristiani Ortodoks dan Katolik, Maria adalah puteri dari Yoakim dan Ana. Sebuah catatan dalam Talmud mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Heli atau Eli, yang disebutkan dalam silsilah menurut Lukas. 

File: pertama Virgin tujuh steps.jpg
Masa Kecil Maria dalam lukisan "The Virgin's first seven steps" dari Gereja Chora, Abad ke-12.

Sebelum mengandung janin Maria, Ana mandul, dan kedua orang tua Maria sudah berusia lanjut ketika dia dikandung. Mereka membawa Maria untuk tinggal di Bait Allah di Yerusalem ketika umurnya baru tiga tahun, sangat mirip dengan peristiwa Hana membawa Samuel untuk tinggal di Tabernakel, sebagaimana yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Lama (Tanakh, Alkitab Ibrani).

Sedikit yang diketahui mengenai riwayat hidup Maria dari Perjanjian Baru. Dia adalah kerabat dari Elizabet, istri dari imam Zakaria anggota golongan imam Abia. Elizabet sendiri seorang keturunan Harun.

Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea, kemungkinan bersama dengan kedua orang tuanya, dan sementara itu telah dipertunangkan dengan Yusuf dari Keluarga Daud  Para Apologis Kristen kadang-kadang menduga bahwa Maria, sebagaimana Yusuf, juga adalah seorang keturunan Raja Daud.

Maria, yang saat itu seorang perawan, mengetahui dari malaikat Gabriel, utusan Allah, bahwa ia akan mengandung Yesus, anak dari Allah yang hidup, melalui mukjizat dari Roh Kudus.

Menurut Kisah Para Rasul, sesudah kenaikan Yesus ke surga, kurang-lebih 120 jiwa berkumpul di Kamar Atas pada peristiwa terpilihnya Matias untuk mengisi posisi Rasul yang ditinggalkan Yudas Iskariot, di mana Maria adalah satu-satunya orang yang disebutkan namanya selain ke-12 rasul serta para kandidat. Sejak peristiwa ini, namanya menghilang dari Alkitab, meskipun beberapa golongan Kristiani yang meyakini bahwa Maria sekali lagi digambarkan sebagai Wanita surgawi dalam Wahyu.


Kematiannya tidak tercatat dalam Alkitab, menurut tradisi Katolik Romawi dan Ortodoks Timur, antara tiga sampai lima belas tahun sesudah kenaikan Kristus, di Yerusalem atau Efesus, Maria meninggal dunia; disaksikan para rasul Kristus. Selanjutnya, ketika para rasul membuka makamnya, ternyata kosong, sehingga mereka menyimpulkan bahwa dia telah diangkat secara badaniah ke Surga. ("Makam Maria" - sebuah makam di Yerusalem diyakini sebagai makam Maria, namun makam itu baru dikenal pada abad ke-6.).


Kisah Maria di dalam Injil.


Sosok Maria dalam film "The Nativity"

Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea, dipertunangkan dengan Yusuf. Selama masa pertunangan mereka – yakni tahap pertama dalam pernikahan Yahudi; selama masa tersebut, pasangan yang dipertunangkan tidak diperbolehkan sama sekali untuk berduaan saja di bawah satu atap, meskipun sudah sah disebut suami isteri – Malaikat Gabriel mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikan itu dengan cara mengandungnya melalui Roh Kudus. Ketika Yusuf diberitahukan mengenai kehamilan Maria dalam sebuah mimpi oleh "seorang malaikat Tuhan", dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar Yusuf tidak gentar dan mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu.

File: Annonciation L 'de 1644, Philippe de Champaigne .. jpg
Malaikat Agung Gabriel mewartakan khabar kepada Maria

Karena malaikat telah memberitahukan Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah}, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth). Begitu Maria tiba dan menyalami Elizabet, Elizabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya", dan atas pernyataan itu Maria menyanyikan sebuah kidung ungkapan syukur yang umum dikenal sebagai Magnificat. Tiga bulan sesudahnya, tampaknya segera setelah kelahiran Yohanes Pembaptis, Maria pulang ke rumahnya. Ketika kehamilan Maria sendiri makin membesar, tiba sebuah dekrit dari kaisar Romawi Augustus yang menitahkan agar Yusuf dan sanak keluarganya pergi ke Betlehem, sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung) yang disediakan bagi orang-orang asing, dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan, sebagai buaian bayi.

Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka".

Setelah bayi Yesus berusia 40 hari, maka upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan dengan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum bagi anak-anak sulung.

Maria dan Yusuf mengungsi ke Mesir dalam film "The Nativity"

Hal ini kemudian diikuti oleh kunjungan orang-orang majus dari Timur, pengungsian Yusuf beserta Maria dan Yesus ke Mesir, kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja Herodes Agung sekitar tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazaret (Matius 2). Maria tampaknya menetap di Nazaret selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa peristiwa-peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal kedewasaan Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya dalam perjalanan pulang mereka dari perayaan Paskah Yahudi di Yerusalem lalu ditemukan di tengah para guru di Bait Allah. Kemungkinan besar antara peristiwa tersebut sampai dengan permulaan tampilnya Yesus ke depan umum, Maria menjadi janda, karena Yusuf tidak disebut-sebut lagi.

Maria dan Yesus dalam perkawinan di Kana dalam film "Gospel of John".

Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan dicobai oleh iblis di padang gurun, Maria hadir ketika Yesus mengerjakan mujizat pertamaNya di hadapan umum pada pesta pernikahan di Kana dengan mengubah air menjadi anggur berkat perantaraan Maria. Selanjutnya dalam beberapa peristiwa Maria hadir bersama "saudara-saudara" (Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas) serta "saudari-saudari" Yesus yang tidak disebutkan nama-namanya. Maria juga dilukiskan hadir pada peristiwa penyaliban Yesus, berdiri di dekat "murid yang dikasihi Yesus" bersama saudarinya Maria Klopas (kemungkinan besar Maria Klopas adalah orang yang sama dengan Maria ibu Yakobus muda dan Yusuf yang disebutkan dalam, serta Maria Magdalena. Pada daftar itu Matius 27:55 menambahkan "ibu anak-anak Zebedeus", yang diduga bernama Salome yang disebut-sebut dalam Markus 15:40, serta wanita-wanita lain yang telah mengikuti Yesus dari Galilea dan melayaniNya (disebutkan dalam Injil Matius dan Markus). Maria, menggendong jenazah puteranya, meskipun tidak tertulis dalam injil, merupakan motif yang umum dalam seni, yang disebut "pietà" atau "kesalehan".


Doktrin Kristiani Tentang Maria

Ada keragaman yang signifikan dalam doktrin Maria diterima oleh berbagai gereja Kristen. The Marian kunci doktrin agama Kristen diadakan di dapat secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Bunda Allah : menyatakan bahwa Maria, sebagai ibu Yesus karena itu Theotokos (Pembawa Allah), atau Bunda Allah.
  2. Virgin kelahiran Yesus : menyatakan bahwa Maria mengandung Yesus secara ajaib oleh tindakan dari Roh Kudus , namun tetap perawan.
  3. Dormition : memperingati Maria "tertidur" atau kematian alami sesaat sebelum Asumsi nya.
  4. Asumsi : doktrin yang menyatakan bahwa Maria dibawa ke Sorga tubuh baik pada, atau sebelum, kematiannya.
  5. Immaculate Conception : menyatakan bahwa Maria sendiri dikandung tanpa dosa asal .
  6. Keperawanan Abadi : menyatakan bahwa Maria tetap perawan sepanjang hidupnya, bahkan setelah tindakan melahirkan Yesus.


Maria dalam agama-agama non-Abrahamik (non kristiani).

Kwan-Yin


  1. Beberapa penganut agama-agama non-Abrahamik (non-Samawi), khususnya para penganut agama Wicca, menghubung-hubungkan Maria dengan Ibu Pertiwi dalam pelbagai tradisi Neo-pagan. 
  2. Beberapa umat Buddha bahkan pernah menghubung-hubungkan Maria dengan Kwan-Yin, Bodhisattva Welas-Asih yang dihormati oleh berbagai sekte Buddha di Tiongkok. 
  3. Para penganut agama Santeria menganggap Maria (sebagai Bunda Maria dari Regla) adalah Dewi Yemaja, dan Maria (sebagai "Virgen de la Caridad del Cobre") adalah Dewi Oshun.
Dalam hal ini, perbedaan dengan sudut pandang agama Kristiani adalah Maria sungguh adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia, terpuji di antara wanita, memiliki posisi yang istimewa di mata Tuhan, namun tetaplah bukan seorang dewi atau pun makhluk setengah Tuhan. Ia tetap manusia biasa yang berkenan di mata Tuhan.


Dogma-dogma mengenai Maria.


Dogma-dogma Gereja Katolik Roma mengenai Maria memiliki dua fungsi: menyajikan ajaran-ajaran Gereja yang tidak dapat salah mengenai Maria dan hubungannya dengan Yesus Kristus, dan memuji Maria serta memuji karya Allah pada diri Maria melalui Maria sendiri. Semua dogma mengenai Maria mengajarkan tentang putranya yang kudus dan menyoroti kekudusan Yesus Kristus. 

Saat ini terdapat empat dogma mengenai Maria di antara banyak ajaran lain mengenai Sang Perawan Suci:
  1. Keperawanan Selamanya merupakan simbol pembaptisan, didogmakan sejak  abad ketiga 'Keperawanan Maria Selamanya' berarti Maria adalah seorang perawan sebelum, selama dan sesudah melahirkan.
  2. Bunda Allah, didogmakan sejak Konsili Efesus (431), Maria adalah benar-benar Bunda Allah karena kesatuannya dengan Kristus, Putra Allah.
  3. Pembuahan Suci  didogmakan sejak Paus Pius IX (1854) Maria, pada saat dirinya diciptakan, dijaga kesuciannya dari dosa asal.
  4. Pengangkatan Tubuh ke Surga didogmakan sejak Paus Pius XII (1950) Maria, setelah menyelesaikan jalan hidupnya di bumi, diangkat tubuh dan jiwanya ke keagungan surga.


Liku-liku Penghormatan Kepada Santa Maria.
  • 2 sampai 5 abad
Devosi kepada Maria Kristiani kembali ke abad ke-2 dan mendahului munculnya sistem Marian tertentu liturgi pada abad ke-5, setelah Konsili Efesus pada tahun 431. Dewan itu sendiri diadakan di sebuah gereja di Efesus yang telah didedikasikan kepada Maria sekitar seratus tahun sebelum. Di Mesir penghormatan Maria telah dimulai pada abad ke-3 dan istilah Theotokos digunakan oleh Origenes , yang Aleksandria Bapa Gereja.

Doa awal dikenal Marian (yang Tuum Sub presidium , atau bawah-Mu Perlindungan) adalah dari abad ke-3 (mungkin 270), dan teks yang ditemukan kembali pada tahun 1917 di papirus di Mesir. Setelah Edict of Milan pada tahun 313, dengan gambar abad ke-5 artistik Maria mulai muncul di gereja-gereja dan masyarakat yang lebih besar sedang didedikasikan untuk Maria, misalnya S. Maria Maggiore di Roma.

  • Abad Pertengahan
Para Abad Pertengahan melihat banyak legenda tentang Maria, dan juga orang tuanya dan bahkan kakek-nenek.  Pada abad ke-7 dan ke-8 empat lainnya Marian pesta didirikan di Gereja Timur . Di Gereja Barat pesta didedikasikan untuk Maria, tepat sebelum Natal dirayakan di Gereja Milan dan Ravenna di Italia pada abad ke-7. Keempat Romawi Marian pesta dari Pemurnian, Asumsi Annunciation, dan Kelahiran Maria secara bertahap dan secara sporadis diperkenalkan ke Inggris pada abad ke 11.

Seiring waktu, jumlah dan sifat pesta (dan terkait Judul Maria ) dan praktek venerative yang menemani mereka telah bervariasi banyak di antara beragam tradisi Kristen. Secara keseluruhan, terdapat judul signifikan lebih, pesta dan venerative Marian praktek di kalangan Katolik Roma daripada tradisi Kristen lainnya.  Beberapa pesta tersebut berkaitan dengan peristiwa tertentu, misalnya Pesta Our Lady of Victory didasarkan pada kemenangan 1.571 dari Kepausan Negara dalam Pertempuran Lepanto .

  • Sejak Reformasi
Selama berabad-abad, pengabdian dan penghormatan kepada Maria telah sangat bervariasi di antara tradisi Kristen. Misalnya, sementara Protestan menunjukkan sedikit perhatian terhadap doa Marian atau devosi, dari semua orang kudus siapa menghormati Ortodoks, yang paling terhormat adalah Maria, yang dianggap "lebih terhormat daripada Kerub dan lebih mulia daripada Seraphim . "

Ortodoks teolog Sergei Bulgakov menulis: "Cinta dan penghormatan dari Santa Perawan Maria adalah jiwa kesalehan Ortodoks Sebuah iman dalam Kristus yang tidak termasuk ibunya adalah iman yang lain, yang lain Kristen dari yang dari Gereja Ortodoks.."

Meskipun Katolik dan Ortodoks dapat menghormati dan memuliakan Maria, mereka tidak melihat dia sebagai ilahi, juga tidak menyembah dia. Katolik melihat Maria sebagai bawahan kepada Kristus, tetapi unik sehingga, dalam arti bahwa ia terlihat seperti di atas semua makhluk lainnya.  Demikian pula Teolog Sergei Bulgakov menulis bahwa meskipun pandangan Ortodoks Maria sebagai "lebih unggul dari semua makhluk yang diciptakan" dan "tak henti-hentinya berdoa untuk syafaat nya "dia tidak dianggap sebagai" pengganti Mediator Satu "yang adalah Kristus. "Biarkan Maria berada dalam kehormatan, tetapi biarkan ibadah diberikan kepada Tuhan" tulisnya. Demikian pula, umat Katolik tidak menyembah Mary, tapi memuliakan dirinya. Katolik menggunakan istilah hyperdulia untuk penghormatan Marian daripada latria yang berlaku untuk Tuhan dan dulia untuk orang-orang kudus lainnya. Definisi dari hirarki tingkat tiga latria, hyperdulia dan dulia kembali ke Konsili Nicaea pada 787.

Devosi kepada penggambaran artistik Mary bervariasi antara tradisi Kristen. Ada tradisi panjang Katolik Roma Marian seni dan gambar tidak meresapi seni Katolik seperti halnya citra Madonna dan Anak . Ikon Perawan adalah tanpa diragukan ikon yang paling dihormati di kalangan Ortodoks tersebut. [64] Kedua Katolik Roma dan gambar menghormati Ortodoks dan ikon Maria, mengingat bahwa Konsili Nicaea pada 787 diizinkan penghormatan mereka dengan umat Katolik dengan pemahaman bahwa mereka yang menghormati gambar yang memuja realitas orang yang diwakilinya, dan Sinode 842 Konstantinopel mendirikan sama untuk Ortodoks. The Ortodoks, namun hanya berdoa dan memuliakan datar, dua dimensi ikon dan bukan tiga dimensi patung.

The Anglikan Posisi terhadap Maria pada umumnya lebih lunak daripada Protestan pada umumnya dan dalam buku yang ditulisnya tentang berdoa dengan ikon Maria, Rowan Williams , yang Uskup Agung Canterbury mengatakan: "Ini bukan hanya bahwa kita tidak dapat memahami Mary tanpa melihatnya sebagai menunjuk kepada Kristus,. kita tidak dapat memahami Kristus tanpa melihat perhatiannya kepada Maria ".

Pada abad ke-16 di Inggris, penghormatan terhadap Maria menjadi sebuah isu sentral dalam kontroversi umum menyangkut makna ayat-ayat Kitab Suci, citra-citra religius, dan praktik-praktik religius dalam kehidupan Kristiani. Beberapa tokoh terkemuka di Inggris pada abad ke-16 menganggap ziarah ke tempat-tempat ziarah yang didirikan untuk menghormati Maria serta berdoa rosario itu tidak-Alkitabiah, "takhyul", dan/atau pemberhalaan. 

Sejak tahun 1535 sampai 1538, di bawah perintah Raja Henry VIII, seluruh tempat-tempat ziarah Kristiani di Inggris dihancurkan karena para reformer Protestan percaya bahwa tempat-tempat itu berpengaruh buruk terhadap kerohanian masyarakat. Banyak dari tempat-tempat ziarah yang dihancurkan tersebut adalah tempat-tempat ziarah yang didirikan untuk menghormati Maria, di antaranya adalah tempat ziarah Our Lady of Walsingham yang sangat populer, serta berbagai pusat ziarah lainnya di Ipswich, Worcester, Doncaster, dan Penrise. Tempat ziarah Our Lady of Walsingham telah diziarahi oleh dua dari kelima isteri Henry, yakni Catherine Aragon dan Anne Boleyn. Kedua wanita itu juga wafat sekitar waktu penghancuran tempat ziarah tersebut pada tahun 1538.

Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Maria, Halaman terakhir diubah pada , 5 Oktober 2012 02.21 UTC.
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/Mary_(mother_of_Jesus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar