Rabu, 22 Mei 2013

Di luar Gereja Tidak Ada Keselamatan (extra ecclesiam nulla salus) !

Keselamatan di Luar Gereja

Saya mau tanya Romo, bagaimana pandangan dan posisi Gereja sekarang (post-Konsili Vatikan II) tentang “extra ecclesiam nulla salus (EENS)”?
Andri Malau, clemensmalau@gmail.com

Jawab :


Pertama, ungkapan extra ecclesiam nulla salus (di luar Gereja tidak ada keselamatan) berasal dari Santo Siprianus dari Karthago pada abad ketiga dan bisa ditemukan di antara surat-suratnya. Ungkapan ini kemudian juga muncul dalam dokumen resmi dari Konsili Lateran IV (1215) yang mengatakan: “Hanya ada satu Gereja umat yang universal, dan di luar Gereja itu tidak ada yang diselamatkan.” Dalam perkembangan sejarah, banyak bapa Gereja maupun orang kudus yang memberikan komentar dan penafsiran atas ungkapan ini. Penfasiran-penafsiran itu tidaklah seragam, tetapi beraneka macam. Ada yang menafsirkan bahwa kepastian keselamatan ada dalam Gereja atau juga bahwa ini adalah kesombongan orang Katolik. Benarkah demikian?

Kedua, ungkapan extra ecclesiam nulla salus secara positif berarti bahwa semua keselamatan datang dari Kristus sebagai Kepala melalui Gereja yang adalah Tubuh Mistik-Nya. Keberadaan Gereja itu sangat penting dan menentukan dalam hal keselamatan.

Ajaran ini masih dipegang teguh oleh Gereja seperti dikatakan Konsili Vatikan II: “Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, konsili mengajarkan bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam Tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu, andaikata ada orang yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan.” (LG 14) Ajaran di atas diulangi dalam Katekismus no 846-848. Dibutuhkan penafsiran yang tepat untuk mengerti ajaran Katekismus ini.

Ketiga, Gereja yang dimaksud dalam ungkapan extra ecclesiam nulla salus adalah Tubuh Mistik Kristus. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa Tubuh Mistik Kristus ini berada dalam Gereja Katolik (LG 8). Penggunaan kata “berada” (bukan “adalah”) secara sengaja dipilih untuk menunjukkan bahwa selain dalam lembaga Gereja Katolik, unsur-unsur pengudusan dan kebenaran dari Tubuh Mistik itu bisa ditemukan dalam persekutuan-persekutuan lain di luar Gereja Katolik.

Apakah ini berarti bahwa Paus, sakramen-sakramen, khususnya Ekaristi, juga otoritas Gereja, tidak dibutuhkan dan berlebihan untuk Gereja Katolik? Seorang Katolik tidak boleh menjadi seolah minimalis. Gereja Katolik menyadari bahwa kepadanya telah dipercayakan kepenuhan sarana-sarana keselamatan. Segala berkat Perjanjian Baru telah dipercayakan kepada dewan rasuli yang dikepalai oleh Petrus (UR 3). Karena telah dipercayai banyak, maka banyak pula yang dituntut daripadanya (Luk 12:48). Kita diberi tanggung jawab untuk memberikan kesaksian kepada dunia.

Keempat, Katekismus juga mengajarkan bahwa ungkapan extra ecclesiam nulla salus itu tidak berlaku untuk mereka, yang tanpa kesalahan sendiri tidak mengenal Kristus dan Gereja-Nya: “Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.” (LG 16) (KGK 847).

Konsili Vatikan II menegaskan lagi: “Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat Ilahi, kita harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk dengan cara yang diketahui oleh Allah, digabungkan dengan misteri Paskah itu.” (GS 22).

Sekalipun Allah bisa bekerja melalui sarana-sarana lain, tetapi peran Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus tidaklah dihapuskan. Ungkapan itu merupakan motivasi misioner bagi Gereja untuk dengan penuh semangat mewartakan Injil (LG 13 dan AG 3) sebab secara wajar Kristus menyebarkan keselamatan melalui Gereja-Nya.

Penulis : Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM
Sumber : http://www.hidupkatolik.com/, Selasa, 21 Mei 2013 09:38 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar