Senin, 25 November 2013

Perbedaan Tuhan dan Allah Dalam Jati Diri Yesus.

Perbedaan Tuhan dan Allah

Menindaklanjuti penjelasan di Mingguan HIDUP No 33, 13 Agustus 2006, apakah ucapan Yesus ”Aku Tuhan dan Gurumu” (Yoh 13:13-14) tidak menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah? Tentu bagi orang non Kristen, pernyataan Yesus adalah Tuhan dan Yesus adalah Allah mempunyai makna sama. Kedua kalimat itu mengandung makna Yesus sebagai Pencipta kehidupan dan kepada-Nya kita harus menyembah. Karena itu, kita dapat dengan tegas mengatakan kepada orang non Kristen yang bertanya bahwa pengakuan Yesus ”Aku ini Allah” memang tidak ada dalam Alkitab, tetapi kita bisa menunjuk pengakuan Yesus ”Aku ini Tuhan.” Mohon penjelasan apa perbedaan arti kata Tuhan dan Allah?

Rudi Markus Singgih, Makassar


Pertama, dalam Bahasa Indonesia, kata ”Tuhan” diartikan sesuatu yang diyakini, dipuja, disembah oleh manusia sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Pencipta kehidupan dan alam semesta. Jadi, kata ”Tuhan” sinonim dengan kata ”Allah.”


Perlu dicatat bahwa dalam banyak bahasa Eropa, kata ”Tuhan” dan ”tuan” dikatakan hanya dengan satu kata, misalnya Lord (Inggris), Seigneur (Perancis), Signore (Italia), Kyrios (Yun), Dominus (Latin). Kata ”tuan” berarti ”orang tempat mengabdi, sebagai lawan kata hamba” atau juga ”yang memberi pekerjaan, majikan.”

Seringkali kata ”tuan” digunakan dalam arti bapak, yang terkasih, yang terhormat, gusti. Konteks kalimat akan menjelaskan pengertian mana yang dirujuk, apakah Tuhan (arti absolut) atau tuan (arti relatif). Jadi, kata lord tidak langsung sinonim dengan God.


Kedua, dalam Perjanjian Lama, pada zaman para Bapa bangsa, Allah Israel mempunyai nama diri, yaitu Yahweh-Elohim. Seringkali Yahweh-Elohim dirujuk dengan nama ”Allah Abraham” (Kej 24:12) atau ”Allah ayah-mu (-ku)” (Kej 26:3,24; 28:13; 31:5,29; 32:9; 46:3). Karena menghormati nama Yahweh, maka nama Yahweh diganti dengan Adonai.

Saat itu, Israel masih menganut monolatria (menyembah satu Allah) dan belum monoteisme (percaya hanya ada satu Allah) yang ketat. Baru pada zaman deutero-Yesaya, muncullah monoteisme yang eksplisit dan ilah-ilah yang lain diyakini tidak ada (41:21-24; 44:6; 45:20-24). Dalam masa penerjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani, Yahweh-Elohim (Adonai) diterjemahkan menjadi Kyrios (Yun) atau Tuhan (Ind) (bdk Kel 3:13-15).

Sebelum masa deutero-Yesaya, Tuhan adalah nama diri dari Allah Israel, sedang kata ”Allah” adalah kata jenis. Ingat bahwa ada banyak ilah-ilah dari bangsa Kanaan. Karena itu, kata Tuhan tidak sinonim dengan Allah.

Sejak deutero-Yesaya, ketika monoteisme lebih tegas, Israel percaya bahwa tiada Allah lain selain Yahweh atau Tuhan. Maka, Tuhan tidak lagi hanya nama diri tetapi menjadi sinonim dengan kata Allah. Maka, juga muatan arti ”Tuhan” identik dengan ”Allah.”

Ketiga, dalam Perjanjian Baru, kata Kyrios (Tuhan) adalah gelar yang paling sering dipakai untuk Yesus (bdk St. Darmawijaya Pr, Gelar-gelar Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 1987). Bisa diandaikan bahwa gelar Kyrios untuk Yesus sebelum kebangkitan (Yesus historis) mempunyai arti relatif seperti ”tuan” atau yang terkasih atau yang terhormat (Luk 7:13; 10:39-41; 11:1.39; 12:41.42; 13:15.23, dll.).

Sedangkan untuk Yesus sesudah kebangkitan (Kristus) Kyrios mempunyai arti absolut, yaitu Tuhan, Allah (Kis 2:36; 4:26; 7:59; 11:20; 16:31; 28:31). Sesudah kebangkitan, sebutan Kyrios yang biasa diterapkan untuk Yahweh-Elohim diterapkan untuk Yesus dalam arti absolut. Jawaban Thomas ”Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28) jelas menunjukkan arti absolut.

Ini menunjukkan perkembangan pengertian para murid atas Yesus yang bangkit, yaitu dari tuan, gusti, junjungan, yang terhormat (arti relatif) berubah menjadi (karena kebangkitan) Tuhan (arti absolut). Diterapkan pada Yesus yang bangkit dan dimuliakan, gelar Kyrios jelas mempunyai arti Ilahi, sinonim dengan Allah atau Yahweh-Elohim.

Harus dicatat, semua kata Kyrios untuk Yesus dalam Perjanjian Baru diterjemahkan dengan kata ”Tuhan” baik sebelum maupun sesudah kebangkitan. Ini merupakan pengungkapan iman akan identitas Yesus yang sesungguhnya sesudah kebangkitan. Mungkin saja pada kejadian aslinya, kata itu masih dalam arti relatif yaitu ”tuan.” Misalnya, Yoh 6:23.68, 8:11; 9:36.38.

Keempat, menjawab pertanyaan Saudara Rudi, pernyataan Yesus dalam Yoh 13:13-14 pasti dimengerti oleh para murid-Nya dalam arti relatif (tuan), belum dalam arti absolut (Tuhan). Hanya dalam iman pada Yesus yang bangkit, para murid mengerti ucapan Yesus itu dalam arti absolut (Tuhan).

Jika kita memberi penjelasan kepada orang non Kristen, Yoh 13:13-14 bisa saja digunakan untuk mengatakan identitas Yesus sebagai Tuhan atau Allah. Tetapi, bagi orang yang mengerti bahasa dan gelar-gelar Yesus dalam Perjanjian Baru, tentu pembuktian itu dinyatakan tidak benar.

Penulis : Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM
Sumber : http://www.hidupkatolik.com/, Rabu, 9 Oktober 2013 14:19 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar