Senin, 10 Maret 2014

Agama Yahudi, Katolik, Kristen, dan Islam Memiliki Allah Yang Sama, Mengapa "Bermusuhan" ?

Allah yang Satu dan Sama

Saya sering mendengar ungkapan, agama Yahudi, Kristen, dan Islam menyembah Allah yang sama, Allah Abraham. Kalau Allah kita itu satu dan sama, mengapa ada sikap-sikap bermusuhan?
Paul Setyo Darmaji, Madiun

Pertama, kesadaran bahwa ketiga agama itu menyembah Allah yang satu dan sama, tertulis secara eksplisit dan sangat jelas dalam Al Quran. Bahkan Al Quran juga mengakui keberadaan kitab suci Yahudi dan Kristen sebagai wahyu dari Allah yang sama (bdk. HIDUP, No 30, 22 Juli 2012). Surat Laba-laba 29:46, “Dan janganlah kamu berbantah dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka dan katakanlah, ‘Kami telah beriman kepada yang diturunkan kepada kami (Al Quran) dan yang telah diturunkan kepada kamu (Taurat dan Injil). Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.’”

Bahkan secara eksplisit dikatakan, Allah yang satu dan sama itu ialah Allah Abraham: “Katakanlah, ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, dan apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya berserah diri kepada-Nya.’” (Surat Sapi Betina 2:136).

Kedua, pengakuan akan Allah yang satu dan sama juga disertai dengan penghormatan pada kebebasan manusia untuk memeluk masing-masing agama, sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Kebebasan manusia dijunjung tinggi sebagai perwujudan dari kehendak Allah. Surat Hidangan 5:47, “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil menghukum dengan apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Dan barangsiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

Perbedaan dipandang sebagai kehendak Tuhan yang harus dihormati. Kebebasan manusia sungguh dihormati. Surat Yunus 10:99, “Dan kalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di muka bumi seluruhnya. Apakah engkau hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin?” Surat Sapi Betina 2:256, “Tidak ada paksaan dalam agama (Islam)...” dan Surat Orang-orang Kafir 109:6, “Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku.”

Jika Tuhan tidak menghendaki, maka manusia tidak bisa mengarahkan seseorang kepada agama apapun: Surat Kisah-kisah 28:56, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada siapa yang engkau kasihi tetapi Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang menerima petunjuk.” Tetapi jika itu kehendakNya, maka Dia mampu mengarahkan kemanapun (Surat Sapi Betina 2:27).

Ketiga, Al Quran mengatakan bahwa orang-orang Kristiani adalah pembimbing dan penasihat untuk orang-orang Muslim. Surat Yunus 10:94, “Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau” dan Surat Lebah 16:43, “Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kamu kepada mereka yang berilmu (tentang nabi dan kitab), jika kamu tidak mengerti.”

Orang Kristiani juga bukan orang kafir tetapi orang yang menyembah satu Allah (monoteis), “Sesungguhnya orang-orang beriman (yaitu orang Muslim), orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi’an, barangsiapa yang beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan bagi mereka, dan tidak (pula) mereka berdukacita.” (Surat Sapi Betina 2:62) Semua agama yang dirujuk di sini mempunyai satu Allah, monoteis. (bdk. HIDUP no. 38, 19 September 2010)..

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM
Sumber : http://www.hidupkatolik.com/, Senin, 3 Maret 2014 10:38 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar