Hati Kudus Yesus adalah sebuah devosi rohani kepada hati fisik Yesus yang menjadi lambang dari cinta ilahi kepada umat manusia. Pesta perayaan Hati Kudus Yesus telah menjadi sebuah upacara penting dalam kalender liturgi Katolik Roma semenjak tahun 1856, dan dirayakan 19 hari setelah Pentakosta. Sebagaimana Pentakosta selalu dirayakan pada hari Minggu, pesta perayaan Hati Kudus Yesus selalu jatuh pada hari Jumat. Pada tahun 2009, hari ini akan dirayakan pada tanggal 19 Juni.
Devosi ini kebanyakan dilakukan di dalam lingkungan Gereja Katolik Roma, dan juga di beberapa kelompok Gereja Anglikan dan Gereja Lutheran. Devosi ini menekankan pada konsep inti Kristiani tentang mencintai dan memuja Yesus.
Devosi kepada Hati Kudus Yesus kadang-kadang terlihat di dalam berbagai Gereja Katolik Timur, dimana tetap menjadi sebuah topik kontroversi dan dilihat sebagai sebuah contoh latinisasi liturgi gereja tersebut.
Hati Kudus Yesus seringkali digambarkan di dalam kesenian Kristiani sebagai sebuah hati yang terbakar yang berkilau dengan cahaya ilahi, yang ternganga oleh luka tusukan, yang dikelilingi oleh sebuah mahkota duri, dan yang berdarah. Terkadang gambar hati ini diletakkan di depan tubuh Yesus dengan tangannya yang terluka menunjuk pada hati tersebut. Luka-luka dan mahkota duri menjadi kiasan dari apa yang terjadi pada saat penderitaan Yesus hingga Ia wafat, sementara api melambangkan kekuatan perubahan dari cinta kasih.
Sejarah.
Sejak jaman Yohanes sang Penginjil dan Paulus dari Tarsus, banyak kegiatan yang menyerupai devosi akan cinta Tuhan dilakukan di gereja, namun kegiatan ini tidak memiliki nama atau sebutan khusus, pada awal-awal abad kekristenan, ibadah itu ditujukan kepada Hati Yesus yang terluka.
Asal devosi ini dalam bentuknya saat ini adalah dari rohaniwati Katolik Roma Perancis, Marguerite Marie Alacoque, yang mengatakan bahwa ia mengetahui devosi ini dari Yesus dalam suatu pengelihatan. Para pendahulu dari devosi ini hadir dalam bentuk-bentuk tertentu di Abad Pertengahan di berbagai sekte mistis Kristen.
Pada abad ke sebelas dan ke duabelas, devosi kepada Hati Kudus Yesus mulai dikenal yang bermula dari para biarawan. Tidak diketahui pasti siapa yang menyusun teks devosi ini atau siapa yang pertama kali melakukan devosi ini.
Dari abad ke tigabelas sampai abad ke enambelas, devosi ini terus menyebar. Banyak orang melakukan devosi ini baik secara pribadi bahkan juga oleh banyak kongregasi religius seperti Fransiskan, Dominikan, Karthusian, dan lainnya.
Dalam tradisi Katolik Roma, Hati Kudus Yesus berhubungan erat dengan Tindakan Reparasi pada Yesus Kristus. Dalam ensikliknya Miserentissimus Redemptor, Paus Pius XII menyatakan: "semangat untuk memperbaiki kesalahan atau mengganti rugi kesalahan (reparasi) selalu menempati posisi yang terpenting dan terdepan di dalam penyembahan yang ditujuken kepada Hati Yesus yang Paling Kudus".
Dalam tradisi Katolik Roma, Hati Kudus Yesus berhubungan erat dengan Tindakan Reparasi pada Yesus Kristus. Dalam ensikliknya Miserentissimus Redemptor, Paus Pius XII menyatakan: "semangat untuk memperbaiki kesalahan atau mengganti rugi kesalahan (reparasi) selalu menempati posisi yang terpenting dan terdepan di dalam penyembahan yang ditujuken kepada Hati Yesus yang Paling Kudus".
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar