Senin, 09 September 2013

Abraham, Bapa Para Orang Beriman.


Abraham (bahasa Ibrani: אַבְרָהָם, Standar Avraham Tiberias ʾAḇrāhām Ashkenazi Avrohom atau Avruhom; bahasa Arab: ابراهيم, Ibrāhīm ; Ge'ez: አብርሃም, ʾAbrəham) adalah tokoh penting dalam Alkitab dan Al-Quran. Nama aslinya adalah Abram (bahasa Ibrani: אַבְרָם, Standar Avram Tiberias ʾAḇrām ; "bapa (ab) yang terpuji" atau "bapa[-ku] dipuji/dimuliakan" (bandingkan Abiram). Belakangan dalam hidupnya ia dikenal dengan nama "Abraham", seringkali disebut pula sebagai av hamon (goyim) "bapak dari banyak (bangsa)" menurut Kejadian 17:5, meskipun dalam bahasa Ibrani kata ini tidak mempunyai arti harafiah. Dalam tradisi Islam ia dikenal sebagai Nabi Ibrahim. Dalam tradisi agama Abrahamik, Abraham adalah bapak rohani dari banyak orang.


Asal-usul Abraham.

Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah dan Amathlaah, berasal dari Ur-Kasdim (sekarang Irak). Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun).  Terah yang merupakan anak turun Nabi Nuh kesepuluhmempunyai tiga anak : Abram (kemudian disebut Abraham), Nahor dan Haran. Haran memperanakkan Lot (yang demikian keponakan Abram), dan meninggal di kota kelahirannya, Ur Kasdim. 

Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada 205 tahun; lalu ia mati di Haran. Setelah itu, Abram dan istrinya Sarai, Lot (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua pengikutnya, kemudian pergi ke Kanaan. 


Menurut Alkitab, Abraham dipanggil Allah dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM. Abram berumur 75 tahun, ketika ia berangkat dari Haran. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Tuhan telah mengatakan Abram meninggalkan negaranya dan keluarga dan pergi ke tanah bahwa ia akan menunjukkan kepadanya, dan berjanji untuk membuat dia menjadi bangsa yang besar, memberkati dia, membuat namanya besar , memberkati mereka yang memberkati dia, dan mengutuk "dia" yang mengutuk dia. ( Kejadian 12:1-3 ). Di sana ia mengadakan perjanjian: Abraham diminta mengakui bahwa Yahweh adalah Tuhan dan otoritas tertinggi satu-satunya dan universal, dan untuk itu Abraham akan diberkati dengan keturunan yang tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25) dapat mencerminkan berbagai tradisi.

Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN."

Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan, sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.



File: Molnár ABRAHAM kiköltözése 1850.jpg
Sebuah lukisan keberangkatan Abraham oleh József Molnár

Abram berusia 75 tahun ketika ia meninggalkan Haran bersama istrinya Sarai, keponakannya Lot, dan kekayaan dan orang-orang bahwa mereka telah mengakuisisi, dan melakukan perjalanan ke Sikhem di Kanaan . ( Kejadian 12:4-6 ). Terah, Abram, Sarai, dan Lot, kemudian berangkat ke Kanaan, tetapi menetap di tempat yang bernama Haran, di mana Terah meninggal pada usia 205. ( Kejadian 11:27-11:32 ). 


Abraham Dalam Pandangan Agama Samawi

Abraham mempunyai arti yang sangat penting bagi semua agama samawi yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang mu'min, karena Allah menetapkannya demikian. Ia adalah contoh ideal dari seorang yang disebut mu'min. Ini ditunjukkannya dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangannya.

Agama Yahudi memandang Abraham sebagai salah satu leluhur mereka. Di dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebgai "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub". Hal ini misalnya terjadi ketika Allah menyatakan diri kepada Musa di padang belantara di Midian: "Lagi Ia berfirman: 'Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.' Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah." (Keluaran 3:6).

Bagi orang Kristen, Abraham adalah bapak orang percaya. Imannya menjadi teladan bagi semua orang. Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui... Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17).

Dengan demikian, Abraham adalah bapak yang sama bagi ketiga agama ini, sekaligus mengingatkan bahwa ketiga-tiganya mempunyai akar yang sama, yaitu monoteisme. Untuk itu Ibrahim disebut juga sebagai Bapak Monoteisme Dunia.


Sodom dan Gomora.

Dalam cerita mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul ketika ia memohon pada TUHAN untuk mengasihani Sodom. Di saat itu, TUHAN mengatakan kepada Abram bahwa Ia akan turun dan melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh-kesah orang yang telah sampai kepada-Nya atau tidak.


Pengungsian ke Mesir.

Karena kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir. Karena itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari Firaun, yang mengambilnya untuk harem pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak. Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.


Hagar dan Ismael.

Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram. Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai. Sarai mengusirnya ke padang gurun. Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya Ismael adalah keturunan Abram yang pertama. Dalam agama Islam, Ismael adalah pewaris Abram. Hagar dan Ismael kemudian diusir dari Abram oleh Sarai selamanya (Kejadian 21), tetapi Alkitab menyebutkan bahwa Ismael adalah anak yang dilahirkan dari budak yang bernama Hagar, yaitu wanita Mesir yang menjadi budak bagi keluarga Abraham -- pelayan bagi Sara. Menurut adat istiadat pada waktu itu, yang terhitung sebagai anak adalah dari istri yang sah, dalam hal ini maka Ishak-lah yang paling berhak disebut sebagai ahli waris.

Dalam agama Kristen dan Yahudi disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak (Kejadian 21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.)ang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.


Ishak.


Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."


Istri Abraham Yang Lain.

Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.


Timeline Kehidupan Abraham.



Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan, setelah Terah, ayahnya, mati pada usia 205 tahun.

  1. Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun.
  2. Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
  3. Abraham berusia 99 tahun ketika disunat.
  4. Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya.
  5. Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun, sedangkan Esau dan Yakub, cucu-cucu kembar Abraham dari Ishak dan Ribka, saat itu berusia 15 tahun.


Akhir Hayat.

Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar, orang Het itu. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.


Abraham mencapai umur 175 tahun lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Dan putra-putranya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.

Penyusun : Yohanes Gitoyo
Sumber :

  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Abraham
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham






1 komentar:

Anda perlu baca juga :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...